Minggu, 26 Februari 2012

Periode Menjelang Nyepi

Kalau sudah mendekati Nyepi kaya gini, so pasti kawula muda di Bali pada sibuk buat ogoh-ogoh. Jadi inget dulu, walaupun cuma jadi anggota alias cuma penggembira, pas kecil-kecilnya ikutan bikin ogoh-ogoh. Masih pada ingusan aja udah ikutan buat ogoh-ogoh walaupun kecil-kecilan. Umumnya banjar-banjar di Bali (setingkat di bawah desa) memiliki organisasi kepemudaan (sejenis karang taruna) yang disebut Sekaa Teruna (sekaa berarti kumpulan/kelompok/grup dan teruna berarti pemuda/muda). Umur anggotanya pada kisaran kelas 1 SMA s.d.usia berapa pun asal belum menikah. Jadi, walaupun secara usia saya masih memenuhi syarat, namun karena sudah menikah jadi keanggotaan di sekaa teruna harus dilepas masuk menjadi Krama (Anggota) Banjar.
Nah, ceritanya kan sekarang uda masuk periode-periode krusial menjelang Nyepi. Para anggota sekaa teruna biasanya udah mulai atau sedang buat ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh selain sebagai simbol dari kekuatan alam negatif (Bhuta) ternyata juga menjadi simbol kebanggaan. Lha kok bisa? Bayangkan ini, ogoh-ogoh sekaa teruna anda keren, bentuknya bagus, kuat, serta posenya seperti mustahil untuk dibuat, tentu bangga banget saat mengaraknya apalagi kalau bisa membuat kagum anggota sekaa teruna banjar lain. Di masa-masa saat saya masih menjadi anggota sekaa teruna, saya selalu percaya ogoh-ogoh kami selalu memberi kesan yang berbeda.
Gebrakan pada jaman saya masih aktif dimulai ketika membuat ogoh-ogoh berupa raksasa hijau yang digambarkan sebagai bentuk Triwikrama dari Dewa Wisnu bersenjatakan cakra. Posenya menantang karena mengangkat salah satu kakinya, jadi pondasi ogoh-ogohnya hanya bertumpu pada satu kaki saja. Jaman itu sudah keren banget tuh, untuk tingkat desa kami :) bangga banget bisa ikut ngarak ogoh-ogoh itu. Ternyata di tahun-tahun berikutnya desain ogoh-ogoh makin menggila. Kreativitas adik-adik dan kakak-kakak di sekaa teruna kami patut diacungi jempol. Sekaa teruna kami sempat membuat ogoh-ogoh dalam bentuk maskot Iron Maiden lengkap dengan gitarnya, raksasa berukuran besar dengan pose terbang. Yupz, terbang, tumpuannya hanya pada lutut kanannya. Itu saja sudah bikin saya berdecak kagum, tapi ternyata itu belum seberapa. Kalau tidak salah pada saat menjelang Nyepi di tahun 2009 atau 2010 saya lupa-lupa ingat waktu persisnya, sekaa teruna banjar kami membuat ogoh-ogoh yang sangat revolusioner. Temanya sangat up to date, global warming.. Keren.. Sangat..
Global warming digambarkan sebagai raksasa yang siyap menelan Bumi kita. Posenya sangat mendebarkan, sang raksasa seolah-olah akan memakan Bumi dengan pondasinya adalah lidah sang raksasa. Saya bingung juga tuh kaya gimana bikinnya (saat itu sudah di surabaya). Pose raksasa terbalik, kaki di atas, mirip handstand,tapi bukan dengan tangan melainkan dengan lidah dan bola dunia sebagai landasannya. Sayang saya belum memiliki file fotonya, kalau ada kesempatan memperolehnya saya akan posting deh.
Untuk tahun 2012, walaupun sudah pasti tidak akan merayakan Nyepi di Bali, tapi saya tetap akan mencari informasi kaya gimana sih bentuk ogoh-ogoh yang digarap sekaa teruna di kampung halaman. Sepertinya akan jauh lebih keren.
Jadi makin gak sabar. (*)


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

2 komentar:

  1. kangen rumah bay... :D
    -Papa Leon-

    BalasHapus
  2. ngok..
    lama bgt ne baru balas bro..
    maaf2...
    sampai ketemu kalau ke sby lagi ya...

    BalasHapus