Kamis, 29 Juli 2021
LINGKARAN YANG MAKIN MENGECIL
Senin, 12 Juli 2021
LUCA (2021)
Sebenarnya awal-awal muncul di Disney+ Hot Star saya belum tertarik untuk menontonnya, namun berkat PPKM darurat akhirnya saya menontonnya juga. Awal-awal cerita saya sebenarnya jadi penasaran juga, ini beneran Disney/Pixar mengangkat tema monster laut atau mungkin lebih disederhanakan lagi, yaitu tema : laut. Bukannya mereka sudah membahas laut dalam film Moana? Atau mungkin kalau ditarik lebih jauh lagi mereka sudah pernah membuat Little Mermaid untuk kisah lain yang berkaitan dengan laut. Malah saya sempat berpikir mereka sepertinya kehabisan ide setelah beberapa kali membuat live action Aladdin, Lion King, dan Beauty and The Beast.
Ternyata saya salah. Mereka ternyata sudah menyiapkan sebuah skema yang solid. Mengambil setting tempat cerita di Italia, resepnya ternyata seperti film Coco. Memanfaatkan cerita yang begitu kuat tertanam dalam budaya sebuah bangsa. Cerita tentang monster laut sebenarnya adalah mitos tua yang juga berasal Italia, yang juga sebenarnya menjadi sebuah metafora untuk “perasaan berbeda dari umumnya” (disarikan dari https://en.wikipedia.org/wiki/Luca_(2021_film) Jadi sebenarnya resep Disney yang selalu menghadirkan bentuk baru dari cerita yang sebenarnya sudah ada dan berakar kuat pada sebuah budaya atau bangsa dipadukan dengan teknis animasi Pixar yang mulus banget tidak hentinya membuat saya terkagum-kagum.
Dari segi cerita sebenarnya tidak terlalu rumit. Bagi saya lebih rumit alur cerita dari Coco yang banyak menggunakan alur maju mundur, cerita Luca begitu mengalir sehingga enak sekali dicerna, cukup tidak membuat kita terganggu akan tampilan visualnya. Tema yang diangkat tidak jauh-jauh dari keluarga dan persahabatan, begitu mudah terhubung dengan emosi dan rasa penontonnya. Cuma tidak muncul Dominic Toretto menekankan pentingnya keluarga dalam setiap masalah yang dihadapinya :)
Secara umum, Luca berhasil menyajikan ide cerita yang sederhana namun tetap membuatnya menjadi menarik. Karakter yang berkesan bagi saya justru cameo kucing yang bernama Machiavelli yang walaupun tidak memiliki dialog namun kemunculan dan gesture-nya memberi warna tersendiri dalam cerita yang sebenarnya fokus pada laut dan monster laut. Begitu berkesannya karakter kucing ini sampai spesial saya buatkan lagi versi animasi sederhananya dengan procreate (animasi kucing di atas).***
Disclaimer : ternyata Machiavelli adalah nama seorang Filsuf, Politikus, Penulis, Diplomat yang hidup di Era Renaissance.
Sabtu, 10 Juli 2021
KOMIK BAPACK
Ada beberapa ide tentang cerita dan gambar yang tiba-tiba muncul pada medio Maret 2021. Tentang keseharian seorang bapak yang telah memiliki anak serta kesibukannya juga untuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Tema yang diambil sebenarnya bukan yang berat-berat amat, lebih kepada cerita sehari-hari yang dialami si bapak ketika menghadapi permasalahan sehari-hari termasuk beberapa isu terkini yang ramai baik di media sosial maupun media massa.
Kalau dibilang sebagai bentuk keresahan, sebenarnya bisa-bisa saja karena beberapa orang mengatakan bahwa karya itu bisa datang dari sebuah keresahan, yang memicu pertanyaan, pemikiran, ataupun penemuan bahkan untuk hal yang remeh sekalipun. Sebagai orang yang sebenarnya rata-rata alias biasa saja baik dari skill menggambar maupun kemampuan dalam menulis, saya pada awalnya cukup ragu untuk memulai pembuatan komik ini. Tapi, keinginan dalam hati ini untuk mewujudkan sebuah karya yang mungkin biasa saja dan tidak menonjol ini ternyata mengalahkan semua keraguan dan ketidakpercayaan diri saya untuk berdiam diri saja. Biarlah sudah, yang penting mulai saja dulu.
Ide-ide yang saya coba munculkan dalam komik ini sebenarnya tidak terlalu jauh dengan realita yang saya alami sendiri sebagai seorang ayah dengan segala kerempongan, keasyikan, serta perjalanan menjadi seorang bapak dari tiga anak saya. Saya cukup yakin bahwa saya bukanlah sosok ayah yang sempurna, tapi justru itu yang membuat hal ini menjadi semakin menarik minat saya.
Akhirnya saya memilih judul dari kumpulan komik ini dengan komik_bapack. Kebetulan saja istilah bapack sebenarnya saya sering lihat dan dengar juga di berbagai lini masa sosial media. Tentunya dengan harapan paling tidak akan membuat suatu perbedaan yang mungkin nanti saya harapkan mampu menarik pembaca dan mungkin penikmat komik di sosial media.
Untuk alat gambarnya, saya menggunakan procreate yang ternyata untuk saya terasa sangat cocok. Penggunannya cukup mudah dan menurut saya sangat efisien. Memang saya akui, beberapa komik yang beredar di instagram menjadi inspirasi saya selama ini. Tujuannya tidak muluk-muluk sieh, sebenarnya hanya untuk menyalurkan ide yang kadang tiba-tiba muncul di kepala dikombinasikan dengan skill gambar saya yang juga sebenarnya biasa-biasa saja.