Rabu, 25 November 2015

Susahnya Cari Air Galon Itu ...

Saya tidak tahu mencari galon merek terkenal itu akan sesulit ini. Entah apa penyebabnya, tiba-tiba galon merek yang terkenal itu bagai hilang ditelan bumi. Malam ini, saya sudah berkeliling menyambangi tiap toko, warung, dan lapak dan semuanya memberi jawaban yang sama.

"Habis..."

Saya curiga ini sebuah konspirasi (what?)

Jadi ingat sedikit di pelajaran ekonomi (sedikit banget lho ya) kalau tidak salah tentang masalah kelangkaan, dimana permasalahan yang terjadi adalah kelangkaan sumber daya dan banyaknya yang menggunakan sumber daya. (Eh bener gak ya?)

Sampai dengan saat ini saya belum menemukan ataupun mendengar informasi tentang konspirasi ini (lagi-lagi konspirasi). Tapi yang namanya manusia yang punya akal dan pikiran pasti memiliki asumsi atas suatu kejadian dalam hidupnya. Berikut asumsi-asumsi saya tentang kelangkaan air galon merek terkenal ini.

Senin, 23 November 2015

TV Sekarang ....




Mengikuti perkembangan berita pada era informasi terbuka seperti saat ini ternyata cukup memusingkan. Pusingnya bukan karena kekurangan berita maupun sumber berita, tapi justru karena derasnya arus informasi dan banyaknya sumber berita yang ada. Tentunya tidak semua informasi yang beredar adalah benar, pun tidak semuanya salah. Yang lebih parah ukuran berita sekarang adalah bukan benar dan salah lagi, saking luasnya sumber informasi para pencari berita terkadang hanya mencari berita yang memang ingin mereka dengar. Apalagi bila sudah berbicara politik di dalamnya. Politik adalah kepentingan, kepentingan akan selalu menjadi prioritas orang yang memiliki kepentingan dimaksud. Saat ini orang yang berkepentingan pun memiliki dan mengelola sumber daya pengolah dan penyebar informasi yang tidak kecil. Bayangkan saja itu, pihak-pihak yang berkepentingan hanya menyebarkan informasi yang sekiranya mendukung kepentingan mereka.

Kepentingan di sini bisa jadi merupakan kepentingan berupa keuntungan (uang) maupun kekuasaan. Kalau sudah berbicara uang (money) dan kekuasaaan (power) segala sesuatu bisa saja terjadi atau malah segala sesuatu bisa saja tidak terjadi. Informasi yang salah bila terus disebarluaskan akan seolah menjadi kebenaran juga, sungguh menyeramkan. Opini bisa membalikkan fakta, fakta terlihat sebagai sebuah karangan belaka. Bahkan tidak jarang kebenaran yang tidak ditampilkan seutuhnya menjadi sebuah kebohongan atau fitnah yang sangat kejam.

***
Pak Jarot hanya geleng-geleng kepala saja menyaksikan acara di sebuah stasiun TV swasta. Dia sebenarnya hanya ingin menjadi penonton yang netral saja, tidak memihak salah satu pihak yang sepertinya memiliki kebenarannya masing-masing. Tapi terus terang saja, Pak Jarot tidak merasa bisa menjadi pihak yang netral. Dia bukanlah orang yang plin plan. Pak Jarot itu jujur, tapi sudah berkali-kali dia bertanya pada hati kecilnya, ini sebenarnya yang mana yang fakta dari pembicaraan di acara talk show itu, hati kecil pak Jarot juga bingung. Entah, padahal katanya kalau bingung melihat sebuah persoalan tanyalah pada hati kecilmu.

Pak Jarot kini hanya bisa menduga-duga, awalnya menurut pak Jarot pihak A yang benar, tampilannya meyakinkan, data dan faktanya terlihat sangat valid, tapi begitu pihak B yang berbicara mereka tidak kalah meyakinkannya.
“Duh bingung”, gumam pak Jarot.
Saking bingungnya, pak Jarot merasa kepala dan matanya panas. Kepala panas karena dari tadi mencoba mencerna data dan fakta entah itu opini atau rekaan belaka yang dipaparkan masing-masing pihak namun tidak jelas juga juntrungannya, mata pak Jarot panas melihat nara sumber yang sebetulnya (maaf) kurang enak dipandang tapi gayanya seolah paling ganteng se-Indonesia.

Cepat-cepat diambilnya remote TV untuk ganti channel saja. Sungguh tak disangka, kepala dan mata pak Jarot tambah panas melihat serial-serial yang berjudul nama-nama binatang itu.

Dengan berat hati pak Djarot memilih mencoba tidur saja walaupun kepala dan matanya masih panas.

***

Minggu, 25 Oktober 2015

Engkau yang Kami Kenang

Katakan padaku, apakah engkau tenang di sana? Semua orang bilang engkau orang yang baik, hanya sedikit keras kepala dan sedikit pemarah. Namun aku tahu engkau tulus. Ingat dulu melihat engkau makan. Engkau makan karena butuh makan, tidak ada alasan lain. Engkau tidak butuh makanan lezat atau mewah, yang engkau tahu tubuhmu membutuhkan makanan itu. Tak jarang aku melihat engkau makan kadang hanya dengan nasi dengan lauk yang sangat minim, yang penting ditemani air putih yang banyak.

Engkau kadang mengesalkan, kadang menurut kami tidak masuk akal, kadang mungkin engkau bingung. Kami tahu bahkan dalam perasaan kami yang paling kesal engkau tidak dengan sengaja melakukan hal itu. Terdiam membuatmu tidak nyaman, melakukan sesuatu kadang membuat engkau kecapekan. Kami pun kadang bingung, entah berharap engkau istirahat atau melakukan sesuatu saja. Kadang dengan kesederhanaanmu engkau mengingatkan kami betapa kami telah membuat rumit hidup kami sendiri, betapa suatu hal yang sederhana menjadi tak karuan di tangan kami. Kami pun kadang malu mengakuinya. Kadang engkau melakukan sesuatu yang kami sama sekali tak mengerti apa maksudnya, yang kadang cuma kami iyakan saja atau kadang kami tentang dengan sedemikian kerasnya.

Kini engkau sudah pulang, atau istilah apapun namanya untuk menyebutkan kalau engkau sudah tidak bersama kami lagi. Kami kini hidup dengan kenanganmu yang anehnya kata orang-orang ada baik ada buruk namun bagi kami engkau yang terbaik.

Denpasar, 25 Oktober 2015

Senin, 05 Oktober 2015

Rawamangun 5 Oktober



Rawamangun, 05-10-2015
Mungkin rindu itu rasa yang paling aneh. Tak satupun orang rasanya ingin menikmati rindu. Ingin bertemu dengan orang yang dirindukan namun belum atau tidak mampu. Dari mana datangnya rindu?
Orang bisa benci karena disakiti, bahkan dendam. Dendam itu seperti api, membakar secara perlahan dan membakar habis dirimu ketika dilampiaskan. Rindu, ah entahlah. Engkau bisa merasa rindu kepada apa pun. Kadang sakit pun bisa dirindukan. Rindu datangnya bisa dari cinta ataupun dari benci, bisa dari rasa sepi atau malah dari rasa sumpek yang menyesakkan. Rindu tidak membakar tapi juga tidak menyejukkan, kadang melegakan, kadang menyesakkan. Rindu kadang berbalas, kadang juga hanya seolah menjadi suatu tindak tunggal. Kenapa hanya seolah menjadi tindak tunggal? Mungkin karena sesungguhnya setiap tindakan bahkan sedikit pikiran pun akan mengakibatkan sesuatu. Apalagi rindu.
Engkau bisa merindukan benda, orang, hewan, tanaman, tumbuhan, bahkan sesuatu yang paling abstrak sekalipun bisa engkau rindukan. Siapa yang bisa menyangkal? Siapa pula yang bisa membenarkan?
                “Aku sudah merasakan, bahwa tanpa kamu semuanya terasa tidak lengkap,” katamu.
                Kapankah engkau merasakan itu?
                “Bukankah saat aku tidak ada di sampingmu?”
                Di saat aku ada bersamamu di manakah rindu? “Pergikah rindu dari kita semua?”
                Bisakah kita mendoakan rindu? Bukan atas nama orang, benda, barang atau apapun yang kita rindukan? Bisakah kita berterima kasih padanya? Rindu yang mengingatkan kita betapa semua hal yang ada bersama kita saat ini dapat kita rindukan. Mungkin nanti, saat mereka sudah tidak ada.
Jika sudah kita doakan dia, “Wahai engkau rindu. Mungkinkah engkau diciptakan supaya kita bersyukur?”



                                                                                                                                          

Minggu, 04 Oktober 2015

Kemenangan Pasukan The Saints

Malam itu Lord Jose sedang sumringah. Pasukan yang dipimpinnya sedang dalam kondisi mental yang bagus, fisiknya pun sedang baik mengingat hari-hari sebelumnya pasukan utamanya sudah dilatih habis-habisan. Walaupun prajurit tempur penyerangnya yaitu Ser Diego sedang menjalani hukuman dari otoritas tertinggi kerajaan di pulau pusat karena dianggap "terlalu kejam" dan banyak menggunakan cara yang licik saat berhadapan dengan musuh dari Klan lain terutama saat menghadapi "The King in The North" yang dipimpin langsung oleh Lord Arsene sendiri.
Saat pertempuran itu, sebenarnya Ser Diego tidak banyak membunuh pasukan lawan, namun beberapa cara kotornya membuat barisan pertahanan yang digalang armada Lord Arsene tercerai berai. Bagaimana tidak, Ser Diego menggunakan cara-cara licik yang selama ini terlarang untuk digunakan dalam perang terbuka sehingga pasukan Lord Jose berhasil menggempur pasukan Lord Arsene dengan sukses hari itu.
Kali ini, Pasukan Lord Jose akan menghadapi Pasukan yang dijuluki The Saints, yang 2 tahun belakangan telah membuat banyak kejutan dalam arena pertarungan para raja-raja kecil yang paling terkenal di dunia ini. Pasukan the Saints ini dipimpin oleh seorang yang berasal dari luar kerajaan pusat yang selama ini dipanggil Meneer Koeman oleh para pasukannya. Beliau adalah seorang ahli strategi ulung yang selama ini berhasil memanfaatkan potensi pentolan-pentolan  pasukan yang sebelumnya selalu dianggap sebelah mata oleh para Ksatria-Ksatria lain yang sudah mumpuni dalam peperangan namun berkat racikan strategi beliau, The Saints menjadi pasukan elite yang tidak ragu walau harus menghadapi pasukan-pasukan elite yang sebelumnya sudah malang melintang dalam kancah peperangan di daratan Kerajaan Pusat.
Sebetulnya dari pemilihan lokasi pertempuran, pasukan Lord Jose memiliki keuntungan tersendiri karena dilakukan di daerah yang sebenarnya berada di wilayah kekuasaan mereka dekat kerajaan pusat. Wilayahnya notabene dihuni oleh para penduduk desa yang sangat mendukung pasukan Lord Jose. Pastinya mereka sudah siap memberikan dukungan non teknis bagi pasukan idolanya itu, walaupun sesuai aturan peperangan penduduk sipil hanya berhak melihat saja dan pasukan yang berperang tidak akan melukai penduduk sipil yang tidak masuk ke area pertempuran tentunya. Jadilah, hari itu Lord Jose terlihat optimis bisa merebut pertempuran ini, walaupun posisi mereka tidak terlalu menguntungkan saat ini mengingat jawara-jawara pasukannya masih banyak yang terluka dan tidak bisa ikut berperang,  namun dengan kondisi-kondisi yang ada saat ini, Lord Jose merasa pasukan saat ini sudah cukup untuk mempermalukan The Saints.
Awal penyerbuan pasukan. Ser Willian mampu menjawab kepercayaan yang diberikan oleh Lord Jose. Selama ini Ser Willian memang menjadi pemimpin untuk area pasukan tengah dan bisa juga memimpin serangan sayap dengan baik. Pasukan berkuda dan panah yang dipimpin Ser Willian mengakibatkan banyak prajurit The Saints terluka parah. Beruntung bagi Meneer Koeman, pasukannya berhasil melakukan serangan balik yang cukup menahan gempuran pasukan Lord Jose dan membuat pertarungan pasukan infantri berlangsung cukup lama sampai malam pun tiba dan sesuai dengan aturan pertempuran yang disetujui dan disahkan oleh otoritas kerajaan pusat pertempuran harus dihentikan sampai dengan pagi datang kembali.
Malam itu, seluruh pasukan The Saints dikumpulkan oleh Meneer Koeman. 
"Ingatkah kalian dulu bagaimana Lord Jose menjadi pemenang perang ini?", Meneer Koeman berteriak pada pasukannya.
"Dia melakukannya dengan dukungan penuh dari Roman Bank, bank terkaya yang pernah ada yang suka bisnis perang. Roman Bank tidak pernah ragu menyalurkan emas-emasnya meski sampai Ratusan Juta jumlahnya.  Apakah kita memiliki Bank seperti itu? Tidak!", sambung Meneer.
"Kalian dulu bukan apa-apa, ingatkah kalian hal itu? Sadarkah kalian di mana kita berada? Pernahkah kalian bermimpi ada di sini? Di sini dengan berani menghadapi pasukan Lord Jose.  Mereka akan memperkosa istri-istri  kalian, menjadikan anak-anak kita sebagai budak mereka, mengambil harta benda kita. Apa kalian pikir aku rela menambah kekayaan kotor mereka itu?"
Para pasukan The Saints hanya terdiam, mereka terdiam bukan karena takut, di dalam dada mereka masing-masing ternyata makin berkecamuk rasa jijik dan benci terhadap Lord Jose. Apa yang telah dilakukan Lord Jose saat kemenangan mereka sangat gila.
Susana hening cukup lama menyelimuti tenda perang The Saints.
Meneer Koeman memahami hal itu. Dia tidak lagi berteriak pada pasukannya. Dia duduk di atas kursi, hanya berkata setengah berbisik, "Jadilah berani dan tekan mereka.."
Entah kenapa para pasukannya menjawab dengan teriakan penuh semangat seolah rongga dada mereka telah terbakar oleh api.

****

Sambil menikmati segelas anggurnya, Lord Jose sedang diliputi kebimbangan. Ser John adalah didikan langsungnya, dia sangat jarang melakukan kesalahan saat peperangan. Lord Jose tahu itu, tapi entah kenapa perasaannya malam itu menjadi gundah. Lord Jose sekali lagi melihat barisan bidak-bidak di meja strateginya. Ser John bertempur hari itu, bahkan Lord Jose ingat betul bagaimana buasnya dulu Ser John menjalankan strategi ini. Musuh diberikan keleluasaan untuk menyerang karena Lord Jose sudah yakin, Ser John dan kawan-kawan akan berhasil menahan gempuran lawan sehingga serangan mendadak yang dipimpin Ser Willian, Ser Oscar dan Ser Hazard akan mengacaukan lawan. Bahkan susunan pertahan yang digunakan oleh Lord Jose kali ini sama dengan kejayaan masa perang mereka dulu. Ser John tetap dibantu oleh Ivan, Azpili, dan Gary. 
Entah  karena anggur yang diminumnya sudah cukup banyak, Lord Jose memutuskan bahwa strategi itu sudah cukup. Entah apa dia lupa, Ser Hazard yang masih "sering menghilang" saat pertempuran atau memang faktor usia Ser John sudah mulai menggerogoti kemampuan berperangnya.
Lord Jose cukup yakin.

****

Pagi berikutnya, medan tempur tampak kacau. Mayat-mayat banyak bergelimpangan, banyak yang dalam kondisi tidak utuh lagi. Lord Jose terlihat diamankan oleh pada Lordguardnya menuju tenda mereka. Rupanya keadaan berbalik hari ini, Ser John yang sedianya menjadi baris pertahanan utama pasukan Lord Jose tidak kuasa membendung kecepatan dan liatnya pasukan-pasukan kecil-kecil yang dipimpin langsung oleh Warrior Mane dan seorang keturunan setengah raksasa Maester Pelle. Pertahanan Lord Jose tidak mampu membendung serangan dari The Saints. Bobol sudah pertahanan pasukan Lord Jose. Entah, apa karena Ser John sudah tidak seperti dulu lagi, bisa saja faktor usia yang sudah tidak muda lagi membuat kecekatan dan kemampuan membaca serangan lawannya sudah agak berkurang.
Sore hari itu, Lord Jose memutuskan menarik pasukannya. Dia terlihat sangat kesal namun Lord Jose bukanlah pemimpin kemarin sore. Dia tahu memang harus mundur terlebih dahulu bila tidak ingin pasukannya habis hari ini oleh Meneer Koeman.
Dia memilih mundur dahulu, untuk menyiapkan strategi dan pasukannya agar lebih kuat.
Malam itu, Meneer Koeman kembali ke Benteng St. Mary's dengan kepala tegak. Namun Meneer Koeman tahu, ini belum berakhir.

*) Cerita hanya khayalan belaka. Mungkin diakibatkan karena penulis sedang intens menonton The Game of Thrones. :)

Senin, 28 September 2015

MU 3 - Sunderland 0

Sumber foto : www.sidomi.com

Gameweek ke-7, Barclays Premier League (BPL), Manchester United (MU) menjamu  Sunderland, tim yang berada di papan bawah klasemen BPL. Tim sekelas MU yang baru saja belanja pemain dengan harga yang fantastis (martial)  tentunya memiliki tuntutan pribadi untuk merebut 3 point weekend kali ini. Seharusnya memang motivasi para pemain MU menjadi lebih berlipat apalagi setelah tetangganya yang berisik dipaksa menelan kekalahan dengan skor telak 4-1 ketika dijamu Totenham Hotspur di White Hart Lane sejenak sebelum kick off di Old Trafford.
Pada babak pertama pertandingan, MU memang mengusai penguasaan bola, namun sepertinya masih belum maksimal dalam penyelesaian akhir. Inisiatif untuk melancarkan tembakan jarak jauh dari lini kedua hanya diambil alih oleh Juan Mata namun belum membuahkan hasil. Lini belakang Sunderland terlihat cukup padu untuk menahan gempuran serangan yang dibangun oleh MU yang dimotori oleh Martial, Rooney, dan Depay. Ketika menit permainan mendekati akhir babak pertama (45’+), sebuah umpan ajaib dari Daley Blind tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh bek Sunderland karena memang umpan itu spesial untuk Mata yang sudah berdiri bebas dengan cantik memberikan assist kepada Depay yang tampaknya sudah mulai galau belum juga mencetak gol di ajang BPL. Umpan dari Blind yang membuahkan gol itu kalau dilihat dari atas persis membentuk segitiga yang sampai membuat @pangeransiahaan berkicau dari twitternya :
What a ball from Daley Blind to Juan Mata. Pythagoras would've been proud”
Visi Mata juga sangat berperan di sini dengan menyodorkan umpan manis kepada Depay yang memang berada pada posisi yang lebih menguntungkan walaupun sempat berusaha dihalangi oleh bek Sunderland. Gol ini merupakan gol yang paling penting dalam pertandingan malam itu, setidaknya membuat para pemain MU menjadi lebih bersemangat daripada saat menit-menit sebelumnya dimana peluang-peluang yang dihasilkan belum mampu dimanfaatkan dengan maksimal.
***
Setelah babak kedua dimulai, tepatnya pada menit ke 46', Martial melakukan penetrasi pada sisi kanan pertahanan Sunderland yang berhasil mengecoh baris pertahanan Sunderland. Dengan kecepatannya, Martial menyodorkan umpan kepada Rooney yang sebenarnya sudah terkawal dengan cukup ketat, namun arah bola yang cukup deras tepat mengarah ke lutut Rooney yang membelokkan arah bola ke arah gawang Pantilimon. Terciptalah gol kedua, setelah sekian lama Rooney berpuasa sampai menimbulkan suara-suara sumbang tentang kinerja Rooney sebagai gol getter di lini depan MU. Dalam pertandingan ini pula akhirnya Phil Jones kembali memperkuat barisan pertahanan MU setelah dalam waktu yang cukup lama didera cedera pada menit ke 74’ menggantikan Daley Blind.
Tak lama setelah Jones turun, Depay juga ditarik keluar digantikan oleh Ashley Young. Entah apa karena sebelumnya Depay gagal memanfaatkan sebuah terobosan manis dari Martial untuk menjadi gol atau karena memang alasan taktik, masuknya Young ternyata menjadi andil untuk gol ketiga MU pada menit-menit akhir menjelang pertandingan berakhir. Sebuah umpan yang dilepaskannya dari sisi kanan pertahanan Sunderland setelah sedikit menunjukkan aksi dribble (yang biasanya gagal melewati lawan...) berhasil dikonversi menjadi gol oleh Mata yang menembakkan bola hasil umpan itu ke arah atas, lepas dari jangkauan Pantilimon.
Credit juga harus diberikan kepada Darmian, karena setelah cedera yang diderita oleh Luke Shaw ditambah Rojo yang belum fitvotomatis pilihan untuk full back kiri menjadi terbatas namun Darmian membuktikan hari itu bahwa dia bisa bermain dengan baik ketika harus beroperasi di sisi kanan maupun di sisi kiri. Peran Blind sebagai palang pintu di belakang bersama Smalling juga cukup ampuh mematahkan serangan Sunderland walaupun bukan posisi naturalnya sebagai bek tengah.
Keberhasilan Rooney kembali mencetak gol di ajang BPL juga harus diapresiasi dan juga diwaspadai, karena ternyata Rooney tidak sendirian buka puasa. Tidak tanggung-tanggung Sturidge mencetak 2 gol dan Alexis Sanchez hari itu menjadi pemain pertama yang mencetak hattrick di BPL musim ini.
Waspadalah... waspadahal....
P.S. Waspadai pula momen kebangkitan Chelsea yang berhasil menahan imbang Newcastle di St. James Park setelah sebelumnya terlebih dahulu kebobolan 2 gol.

Kamis, 24 September 2015

Robert Iago Martial

sumber foto : www.fm-base.co.uk ; http://italicroots.lefora.com/topic/626#.VgSb_9Ltmko

ROBERT IAGO MARTIAL
Jerman
Saat itu tim sekelas Bayern Muenchen ketinggalan lebih dulu oleh gol Daniel Caligiuri pada menit 26’ memanfaatkan bintang muda Jerman yang kabarnya pernah diincar Arsenal, Julian Draxler. Pertandingan kandang Munchen yang menjamu runner up Bundesliga musim lalu, tim yang diperkuat oleh “The Lord Himself” Wolfsburg sepertinya tidak berlangsung baik bagi Munchen di babak pertama. Penguasaan bola Munchen masih mendominasi sepanjang pertandingan, namun keunggulan tetap menjadi milik tim tamu sampai dengan turun minum. Entah apa memang sudah direncanakan oleh Mr. Pep atau mendapat bisikan saat istirahat, pada menit ke 46’ Thiago Alcantara ditarik keluar digantikan oleh Robert Lewandowski plus Javier Martines menggantikan pemain bertahan Juan Bernat. Mungkin niat Pep memang untuk mempertajam lini serang Munchen yang sepertinya sudah cukup sarat dengan adanya Douglas Costa, Mario Goetze dan Thomas Mueller. Tidak sampai 5 menit kemudian jala Benaglio, kiperWolfsburg bergetar oleh Robert, tidak sampai disitu saja, hanya dalam waktu berselang kurang lebih 3 menit yaitu pada menit 52’ lagi-lagi Robert menjebol awang Wolsfburg. Malam itu Robert sepertinya lagi merah (merujuk pada kondisi pemain pada game PES 2015 yang disimbolkan tanda panah itu...). Robert tahu harus berbuat apa ketika memegang bola di depan lapangan, bahkan Ole Gunnar Solkjaer tidak se-assasin ini. Tidak kurang 3 gol lagi dicetak oleh Robert plus ditambah aksi tendangan gunting pada gol kelima yang sepertinya membuat Pep orgasme tanpa disentuh. Malam yang sempurna bagi Robert. Ronaldo dan Messi pernah mencetak lima gol dalam satu pertandingan, tapi tidak dalam tempo kurang dari 10 menit tentunya, seperti yang dilakukan oleh Robert.

Spanyol
Barcelona sangat superior musim lalu, tidak diragukan lagi saat ini mereka adalah tim terbaik di seantero Eropa dengan rekor 2x treblenya. Siapa yang meragukan trisula maut eropa Messi, Suarez, dan Neymar, secara individu saja masing-masing pemain itu selalu menjadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Kali ini pada laga kelima Liga BBVA Spanyol, Barcelona bertandang ke kandang Celta Vigo, stadion Balaidos. Semua sepertinya sudah terencana bagi Barcelona saat itu sampai pada menit ke 26’ ketika crossing Hugo Mallo dari sayap kiri pertahanan Barcelona diterima dengan sempurna oleh Nolito di sayap kanan pertahanan Barca, yang entah karena coba-coba atau mungkin sudah dilatih berkali-kali bersama teman-temannya menendang bola melengkung ke arah tiang jauh gawang Ter Stegen, ternyata tidak berhasil dijangkau oleh sang Kiper, kandang Celta Vigo pun bergemuruh. Saat itu para pendukung Barca sepertinya sedang bergumam dalam hati mereka, “Oh gol barusan cuma kebetulan. Mungkin Ter Stegen lelah..”
Fakta berikut mungkin terasa tidak nyambung dengan tulisan ini, tapi Celta Vigo memiliki pemain yang “katanya” adalah salah satu pemain terburuk yang pernah dimiliki oleh salah satu kesebelasan legendaris Liga Primer Inggris, yaitu Liverpool. Iago adalah pemain jebolan akademi junior Celta Vigo yang sepertinya sedang mengejar mimpinya untuk menjadi pemain bintang dengan bergabung bersama Liverpool pada tahun 2013. Namun apa daya, jalan untuk menjadi bintang kadang-kadang tidaklah mulus, di sana dia hanya dimainkan 14 kali sebelum dipinjamkan ke klub La Liga lainnya yaitu Sevilla (di sana tampil sebanyak 16 kali). Awal 2015/2016 akhirnya Iago kembali ke rumah aslinya, sepertinya mulai saat itu dia ingin berbuat lebih untuk Celta Vigo, dia tahu dia hanya belum mendapat kesempatan yang pas saja. Menit ke 30’ tiba-tiba Pique membuat sebuah sundulan kepala yang unik yang memantulkan bola ke garis pertahanan sendiri yang langsung disambar oleh Iago yang langsung melesat sendirian ke depan dan dengan tenang menaklukkan Ter Stegen untuk menggandakan keunggulan Celta Vigo menjadi 2-0. Pada babak kedua, tepatnya pada menit 56’ para pemain Barcelona yang terlanjur sudah mengurung pertahanan Vigo tersentak oleh skema serangan balik yang lagi-lagi diselesaikan Iago dengan finishing yang baik dengan flashing kaki kiri ke pojok kanan Ter Stegen (yang mungkin masih lelah). Daya magis Barcelona masih terasa ketika tembakan kaki kanan Neymar menaklukkan kiper Celta Vigo, Alvarez pada menit 80’ memanfaatkan “umpan lambung gila” Messi. Sayang sekali gol Neymar itu kembali dibalas oleh Celta Vigo melalui Guidetti yang dengan sempurna memanfaatkan kontrol bola kurang baik Pique di depan gawang sendiri. Tidak ada lagi yang mengingat Iago Aspas sebagai pemain Liverpool (sepertinya...).

Inggris
“What a waste of Money...”
Berdasarkan data Forbes, Justin Bieber adalah selebriti di bawah 30 tahun dengan perkiraan pendapatan sebesar USD 80 juta selama satu tahun terakhir (2014) dan bila dirupiahkan dengan kurs saat itu yaitu Rp. 12.299,00/USD, uang sebanyak itu setara dengan kira-kira Rp 983 miliar (tidak usahlah kita gunakan kurs dolar yang sekarang). Untuk seukuran pemain sepak bola yang berumur 19 tahun yang lahir pada tanggal 5 Desember 1995, Anthony Martial, striker terbaru Manchester United memiliki harga yang sangat fantastis, yakni £ 36 Juta, kalau kita rupiahkan dengan kurs rupiah sekarang dengan kurs pajak yang berlaku dari tanggal 23-29 september 2015 berarti seharga Rp. 804.966.840.000,00 sehingga banyak media  yang menyatakan harga Martial ini terlalu mahal. Buang-buang uang! Harga seorang pemain bau kencur sudah melebihi perkiraan penghasilan Justin Bieber di tahun 2014 kemarin. Banyak yang pesimistis melihat harga fantastis yang disematkan pada striker eks Monaco ini, tentunya akan timbul banyak tekanan juga terhadap si pemain sendiri. Bayangkan saja hal ini menimpa diri anda, anda baru berumur 19 tahun, dibeli dengan harga 800an miliar oleh Manchester United dengan segala pemberitaan bombastisnya, kemudian Van Gaal memainkan laga debut anda sebagai pemain pengganti melawan seteru klasik klub, Liverpool. Saat itu Martial sudah menjawab tantangan itu dengan elegan melebihi umurnya yang masih remaja, menggantikan Mata pada menit 65’ dan 21 menit kemudian mengecoh salah satu bek sangar Premier League (Skrtel) dan dengan tenang menempatkan bola di sisi kanan jauh Mignolet. Sungguh elegan. Satu gol ke gawang Liverpool semakin mengetatkan pandangan media pada setiap gerak gerik Martial terutama pada pertandingan-pertandingan United Merah selanjutnya. Ketika MU ditekuk PSV Eindhoven pada laga Liga Champions Eropa beberapa pengamat yakin bahwa ketidakberdayaan Martial di pertandingan itu adalah sosok asli dari warga negara Prancis ini. Pun demikian pemain ini tetap membuat kita semakin penasaran dengan torehan 2 golnya ke gawang Southampton di Premier League plus 1 golnya untuk kemenangan MU atas Ipswich Town di Piala Liga Inggris.

Denpasar, 24 September 2015
Made tersenyum-senyum sendiri membaca berita bola di salah satu situs olah raga favoritnya. Berita tentang Robert Lewandowski, Iago Aspas, dan Martial membuatnya terperangah betapa dunia sepak bola itu sebenarnya penuh misteri dan kejutan. Made bukanlah seorang penggemar bola fanatik, pengetahuannya pun tentang bola juga tidak seperti Bung Kus yang komentator bola tersohor itu. Dia tidak pernah kenal yang namanya George Best, Gerd Mueller, Der Kaiser atau Van Basten. Baginya cukuplah untuk saat ini dia tahu Messi dan Ronaldo. Bukan Ronaldo botak itu, tetapi Ronaldo klimis yang perawakannya bagaikan terminator itu. Musim lalu pun Made masih mengidolakan Chelsea namun untuk sekarang dia masih menimbang-nimbang apakah akan mengidolakan Chelsea lagi atau tidak karena sepertinya Chelsea agak kesulitan musim ini. Toh masih ada Real Madrid yang juga dia idolakan masih menjadi pemuncak klasemen La Liga tadi malam.
Sebenarnya Made membaca berita olahraga ini sembari menunggu di sebuah rumah sakit bersalin di bilangan Denpasar. Karena berhenti di bukaan 2, sepertinya memang istrinya harus menjalani kelahiran dengan operasi caesar. Dari tadi Made kebingungan mencari-cari nama pilihan untuk calon bayinya yang diperkirakan berjenis kelamin laki-laki.
Entah kenapa semenjak membaca portal berita olah raga itu kombinasi nama Robert Iago Martial begitu terasa keren di benaknya.
***