Jumat, 24 Februari 2012

Maaf,Saya (Tidak) Suka Sinetron..

Saya suka televisi, sungguh memberi banyak informasi dan hiburan di kala senggang. Tapi tentunya tidak semua acara televisi saya lahap. Layaknya buah kadang tidak semua bagiannya kita suka, misalnya rambutan, tentunya daging buahnya enak banget tapi tidak kulit dan bijinya (contoh cukup jelas :p).
Kalau acara televisi itu saya umpamakan sebagai buah rambutan, sinetronlah yang menjadi biji atau kulitnya, maaf "no offence" bagi para penggemar sinetron. Ibu, bibi, dan om saya suka dengan sinetron, begitu juga dengan istri saya. Walaupun mungkin mereka tidak mengatakannya secara gamblang "Saya suka sinetron" tapi cara mereka menontonnya, menyimak sampai mendiskusikannya kembali :p cukup mengatakan tingkat level kesukaan mereka terhadap sinetron.
Hal yang menurut saya cukup unik di sini adalah sesuatu yang saya sebut "penyangkalan semu", contoh : istri saya pernah menyatakan *ini ceritanya lagi di depan tv* "ini sinetron kayanya emang sengaja dibuat-buat supaya episodenya panjang. Sinetron ini kan ratingnya tinggi".. Nah itu kan, sudah tahu kalauu ceritanya dibuat-buat, tapi kok ya masih ditonton ya?? (Big Question)..hehehehe.
Berikut ini saya coba rangkum beberapa faktor yang menurut saya menjadi penyebab ketidaksukaan saya dengan sinetron :
1. Di beberapa stasiun tv di Indonesia, tokoh utama sinetron selalu bernasib malang. Seolah topik utama sinetron adalah tentang sialnya nasib sang tokoh utama,termasuk bagaimana tokoh-tokoh antagonisnya "mengerjai" tokoh utamanya.
2.Dari segi cerita yang cenderung mengikuti ratingnya, semakin bagus ratingnya maka semakin dipanjang-panjangin ceritanya. Misal : ketika tokoh utama sudah bahagia, tiba-tiba ada kecelakaan, terus kena amnesia. Atau tokoh utama dikira telah mati atau lebih ekstrem lagi bangkit dari kematian terlebih kemana-mana naik elang :p.
3.Saya akui kalau dulu pas jaman-jaman SD pernah suka sinetron dan itu menurut saya karena kurang tersedianya pilihan acara televisi lain untuk ditonton. Tapi itu dulu, sekarang apalagi sudah kena yang namanya sinetron ala barat kaya NCIS,CIS,How I Met Your Mother,dll jadi makin bertanya-tanya, kenapa dulu pernah suka sinetron ya? Bukannya tidak cinta dengan produk dalam negeri, tapi coba aja deh bandingkan, dari segi penggarapan,kualitas, efek khusus, kok kayanya sinetron kita masi kurang bagus (baca j*lek ;p).
4.Ini pengalaman dari kakak ipar saya. Bagaimana kalau tiba-tiba anak anda mengucapkan kata-kata yang sepertinya sama sekali belum pernah kita ajarkan bahkan kata-kata yang kurang sopan?. Contoh ponakan saya masi balita tiba-tiba ngomong :"Mamak jahat" dengan intonasi yang persis dalam sinetron. Kagok juga kan?
5.Dengan alur cerita yang kadang tidak jelas dan pengaruhnya yang negatif, sinetron hadir di jam-jam utama, berkisar antara jam 18.00-21.00WIB, kayanya rentang waktu di mana banyak pemirsa manteng di depan televisinya termasuk anak-anak di bawah umur. Terlebih label dan sensor semisal R/BO pada layar tv belum optimal dalam membatasi konten-konten yang mungkin belum layak dikonsumsi anak-anak di bawah umur. (Sinetron mungkin cocok ditayangin jam 12 malam ke atas *ngikik)
Walaupun mungkin tidak semua sinetron memberi pengaruh negatif, tapi sejauh yang saya tahu, sebagian besar kontennya (gaya hidup mewah,contoh pandangan penuh kekejaman,nyinyir dengan suara dalam hati yang terdengar jelas, gaya berpakaian, dsb) masih "enggak banget". Dulu ada angkatan balai pustaka, angkatan 45 yang terkenal dengan karya-karya sastranya, miris juga kalau seandainya muncul jargon "angkatan sinetron" dalam beberapa tahun ke depan :)
*this is just my opinion*

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

2 komentar:

  1. jujur, lugas, tangkas...lohhh????
    om, signature-nya masih nongol tuh.. :p

    BalasHapus
  2. biarinlah.. heheheehe...
    harga dari sebuah keleluasaan untuk posting di mana saja.

    BalasHapus