Rabu, 29 Januari 2020

Percaya




Persahabatan itu unik. Kadang ada rasa ragu terhadap saran, ajakan, omongan sahabat kita, namun kalau dia memang sahabat baik kita, saran, ajakan ataupun omongan sahabat bisa jadi membantu kita dalam sebuah kesempatan.

Rabu, 22 Januari 2020

Kenapa Naga dan Dinosaurus?

Belakangan saya membuat komik tentang seekor naga dan sahabatnya seekor dinosaurus. Sebenarnya  tidak ada alasan khusus, tapi saya salah satu orang yang percaya bahwa naga hidup satu era dengan dinosaurus meskipun mungkin belum terbukti secara ilmiah. Naga sendiri dikenal dalam berbagai literatur, budaya, dan tradisi dari berbagi penjuru dunia.
Secara umum, naga sendiri digambarkan sebagai hewan yang sangat kuat, ada yang memiliki sayap ataupun tidak, sampai dengan hembusan nafasnya yang dapat menghasilkan panas tinggi sampai mengeluarkan api. Kata naga sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti ular, bahkan dalam tradisi Jawa Kuno dianggap sebagai Dewa Ular (atau Dewanya Ular?). 
Apa pun itu, pemilihan tokoh naga dan dinosaurus ini sebenarnya hanya pilihan semata dalam artian tiba-tiba saja mengalir di tengah corat-coret yang sebelumnya tidak tentu arah. 

Naga Tidur


Jumat, 03 Januari 2020

Senyum Mat Ole

Hal terbaik dari Mat Ole adalah senyumnya itu. Dalam keadaan apa pun, susah, senang, sedih, Mat Ole selalu tersenyum. Tetangga-tetangganya kadang heran. Padahal Mat Ole bukan orang Bali, setiap kejadian buruk yang menimpanya selalu tetap memiliki alasan untuk tetap tersenyum dan bersyukur.

Luar biasa memang Mat Ole ini.

Tahun ini hujan datang terlambat, sama terlambatnya dengan Mat Ole mereparasi atap rumahnya. Banjir pun datang, air naik setinggi pahanya, rambutnya yang ubanan basah oleh air hujan yang meluncur tanpa halangan dari atap rumahnya yang memang sudah bocor. Mat Ole tetap tersenyum. Kata dia, “Sabar, tahun ini pertanda baik. Semua usaha sebenarnya sudah saya lakukan, minimal waktu itu sudah ada niat saya beli genteng baru, beli rusuk baru untuk perbaiki tulang atap yang lapuk. Saya sudah ada niat kok.”

Tetangganya Pak Dirjo yang orang Solo jadi heran. “Lah ya kok gitu sih, Mat Ole ini.” Berhubung dia juga orangnya sabar, hari itu Mat Ole ditampung di rumahnya yang sebenarnya juga kebanjiran, hanya atapnya tidak bocor.

“Lah saya tak enak hati ini jadinya”, kata Mat Ole. Tentunya sambil bersyukur dalam hatinya tidak terendam dan kehujanan lagi di dalam rumahnya. Lagi-lagi Mat Ole tersenyum dengan senyum khasnya, Pak Dirjo yang awalnya mau ngomong sesuatu jadi mengurungkan niatnya bicara.

“Weis ta lah. All is well,” kata Pak Dirjo dalam hati mengutip tokoh idolanya, Ranchodas dari film Three Idiots.

Pernah juga Mat Ole ditipu orang saat mau menjual sawahnya. Sawahnya ditawar makelar yang mengaku bisa menghubungkannya dengan seorang pebisnis terkenal dari Surabaya, tentunya dengan komisi yang tidak terlalu memberatkan, dijamin akan laku dan sawah Mat Sole siap dibangun untuk lokasi perumahan baru nan indah. Sebenarnya waktu itu Mat Ole agak-agak khawatir karena tanah sawahnya termasuk jalur hijau kota, tapi berkat argumen yang cukup kuat dari makelar yang mengatakan “itu sekarang semua sudah bisa diatur”, Mat Ole saat itu dengan senyum khasnya berjabat tangan erat dengan sang makelar.

Tak lama, sang makelar masuk penjara karena penggelapan sertifikat tanah. Si pebisnis ngamuk dan melaporkan sang makelar ke polisi. Saat ini sang makelar sedang menghadapi proses persidangan di meja hijau.

Banyak orang yang kasihan dengan Mat Ole, banyak juga yang marah. Lah kok segitunya jadi orang, manut dan senyum saja. Tetangga yang ukurannya sudah berumur sering menasihati Mas Ole, ya jadi orang boleh baik, ya tapi jangan segitunya juga baik plus lugu berisi manutnya. Gampang sekali dimanfaatkan orang.

Mat Ole lagi-lagi dengan gaya khasnya, tersenyum saja mendengarkan nasehat itu. Entah apa yang dia pikirkan saat ini, yang jelas senyum itu tak henti berkembang dari bibirnya yang kini tampak mengering.