Pagi
itu pak Jarot terlihat kesal. Tim sepakbola kesayangannya yaitu Manchester
Merah (MM) ternyata “secara mengejutkan” takluk dari tim Olimpian dari negeri
Yunani yang katanya sangat jarang bisa lolos ke liga para juara benua biru.
Kalahnya pun tak tanggung-tanggung 2-0 di kandang lawan sehingga terasa sulit
sekali untuk membalikkan keadaan saat bermain di kandang MM di stadium Old
Tradefford. Harus menang dengan margin tiga (3) gol. Iya tiga (tiga) yang
setelah angka 2 (dua) itu.
Pak
Jarot sebenarnya sudah lama kesal karena tim kesayangannya ini sungguh sangat
sulit untuk meraih kemenangan. Mau main di Inggris juga sulit menangnya. Semenjak
pelatih legendanya memutuskan pensiun, Sir Adex Fergreyson, pak Jarot sudah
harap-harap cemas, karena masih tidak yakin dengan pelatih yang menggantikan
Sir Adex, namanya Davy Modes. Bukan karena latar belakang Davy Modes yang
sebelumnya melatih tim papan tengah di Negara Inggris sana tapi lebih karena
cuma was-was aja takutnya Manchester Merah (MM) masih terlalu besar untuk
ditangani Davy. Itu kaya ngasi tugas anak kuliah ke anak SD, kira-kira bisa gak
jawabnya. Waktu itu pak Jarot mikirnya gitu aja sih.
MM itu
kan cuma melawan tim Olimpian, ya prestasinya di liga para juara belum
sementereng MM sieh, tapi musim ini rekornya bagus. Katanya 26 kali bertanding
cuma kalah 2 kali, itupun dari tim juara juga. Kalahnya dari tim Paris Saint
Garment, sebuah tim kaya yang strikernya terkenal sangat hebat. Itu striker
tampangnya mirip Petruk, kata pak Jarot, tapi kalau nendang bola mau ke mana
aja bola mesti masuk ke gawang lawan. Sakti! Tapi kalau cuma kalah sieh pak
Jarot mungkin gak lama-lama banget kesalnya, tapi ngeliatin pemain MM main pas
lawan Olimpian itu yang bikin pak Jarot keselnya nambah gak ketulungan. Main itu kan 90 menit ya, mbok ya sering-sering gitu lho nembak bola ke gawang lawan, kasi perlawanan yang seru apa
mainnya semangat gitu. Lha ini kok malah mainnya kaya ngono!
MM kan
punya 2 stiker top, orang Belanda namanya Rudy Van Presie satu lagi orang
Inggris yang habis tanda tangan kontrak baru jadi gajinya hampir 5,8 M per
minggu itu si Wade Rooley tapi ya kok mainnya
gak saling oper tuh. Van Presie paling pas ngoper ke Rooley pas Kick Off saja. Apa gak senewen tuh pak
Jarot. Lha itu baru strikernya. Itu
kan Davy Modes katanya mau niru-niru formasi 4-4-2 kaya punya Sir Adex tapi
kayanya masih kurang mujarab. Gelandang MM yang katanya pinter itu, namanya
Tommy Clearverly katanya sering ngilang-ngilang di lapangan. Pas nyerang gak
ikutan, pas bertahan juga gak kerekam di kamera tivi. Tambah pusing deh pak
Jarot. Ditambah dengan aksi-aksi dari pemain sayap andalan MM, kalau gak salah
namanya Andre Yongki. Orangnya kurus, larinya cepat emang, cuma kata para
komentator bola levelnya Yongki masih mediocre.
Terus terang pak Jarot kurang paham bahasa Inggris dan tentu saja tidak
tahu apa artinya mediocre itu.
Selain
itu, pak Jarot cuma bisa elus-elus dada saja melihat aksi bek andalan MM yang
sudah sarat pengalaman, si Ryu
Predinand. Kata anak-anaknya pak Jarot, si Ryu sekarang lagi buka bisnis baru
yaitu bisnis distro plus kerjaannya nge-tweet
mulu. Pak Jarot tentu saja tidak tahu apa artinya nge-tweet itu. Dia cuma berharap nge-tweet itu bukan semacam pantangan untuk main anteng perhatikan
pemain lawan waktu nyerang area pertahanan. Pak Jarot sih lebih berharap kalo
si Ryu segera menentukan pilihan antara sepak bola atau melanjutkan bisnis
distronya daripada ga bisa fokus antara main bola apa jualan baju.
Siang-siang
belum habis kesalnya, pak Jarot akhirnya memutuskan untuk iseng-iseng main
internet coba-coba buka dadalu.com sebuah situs berita yang cukup terkenal yang
juga kadang-kadang membuat ulasan tentang pertandingan sepak bola yang
bagus-bagus. Pak Jarot cukup tertarik dengan salah satu artikel yang lagi
banyak dikomentari di situs itu. Judul artikelnya. “OLIMPIAN DIBANTU KEKUATAN
DEWA ZEUS HANCURKAN MM”
“Pantesanlah
MM kalah. Wong lawannya dibantu Dewa.
“ gumam pak Jarot dalam hati sambil tersenyum masam. Masam sekali?! Entah dia
bermaksud serius atau cuma mencoba mengurangi kesal dalam hatinya. ***
*) Penulis adalah
seorang pendukung Manchester United. Kalau ada kemiripan nama klub, tokoh,
lokasi, kejadian, itu merupakan kesengajaan. Kadang-kadang seorang butuh
“penyaluran” ketika tim kesayangannya kalah. But in my opinion,
Manchester is still red. #GGMU :)
Hope they’ll
getting better