Senin, 28 Juni 2021

BUKU YANG DIBACA LEBIH DARI SEKALI

Apakah ada buku yang pernah Anda baca lebih dari sekali?

Tiba-tiba pertanyaan itu muncul di linimasa twitter saya. Sebuah pertanyaan yang menggelitik. Saya sebenarnya bukan penggila baca, tetapi dalam suatu jangka waktu, katakan dalam setahun ada mungkin beberapa judul buku yang saya selesaikan atau saya usahakan untuk membacanya.

Buku yang dibaca lebih dari sekali? Saya tidak akan ragu menjawab, judulnya "What I Talk About When I Talk About Running" karya Haruki Murakami. Sebenarnya saya bukan juga seorang Murakami Fan Boy yang selalu haus akan karya-karya Beliau dan mungkin sebenarnya banyak karya-karya lain yang lebih menggigit, tapi, entahlah. Bahkan Murakami sendiri, yang saya tangkap dalam pembukaan bukunya ini, hanya menganggap karyanya ini sebagai semacam memoar kecintaannya terhadap olahraga lari.

Pandangan saya terhadap buku ini mungkin cukup aneh. Saya menganggapnya sebagai sebuah buku motivasi, anggapan yang mungkin tidak umum terhadap buku yang sebenarnya menceritakan rutinitas lari yang sebenarnya oleh Murakami sendiri dianggap sebagai hal yang bukan luar biasa. Di bagian inilah saya menemukan sebuah kesamaan. Cara Murakami bercerita tentang lari, diri, menulis, dan beberapa bagian episode hidupnya diceritakannya dengan cara yang biasa, justru yang membuat saya merasa terhubung dengan semua hal itu. Jangan juga salah paham, saya tidak semaniak Murakami untuk urusan berlari.

Saya menemukan ternyata beberapa prinsip yang disampaikan Murakami dalam buku ini, terutama tentang berlari begitu dekat dengan beberapa hal yang saya anggap cocok untuk saya jalani dalam hidup. 


Anda akan merasa malu dan/atau berat untuk memulainya

Murakami bercerita bagaimana rasa canggung, malu, dan beratnya saat awal mengikat tali sepatunya untuk mulai berlari. Bahkan pandangan, tanggapan orang di sekitarnya juga menjadi perhatiannya. Beranikah kita untuk memulai suatu hal yang baru? sama seperti yang saya rasakan ketika awal mulai berlari. Tapi coba kita aplikasikan ini pada setiap hal baru yang ingin Anda coba? Tidak hanya berlari, belajar alat musik baru, belajar bahasa baru, belajar hal baru, atau hal lain. Akan menjadi sebuah pengalaman yang menantang.


Berlari untuk berkompetisi, tapi...

Sejak awal saya mengenal olahraga lari, memang aromanya sangat lekat dengan kompetisi. Dari sejak saya kecil, yang namanya lari selalu dilombakan, dalam pelajaran olah raga, dalam permainan, bahkan dalam pengertian lain untuk lari, yaitu lari dalam kehidupan mungkin? Tapi pemahaman baru yang saya dapat dalam buku ini, yaitu : ternyata ketika kita lihat lagi, kompetisi yang pasti terjadi dalam olahraga lari adalah kompetisi dalam diri kita. Kompetisi kita dengan diri kita di masa lalu ketika kita memutuskan untuk menjadi lebih jauh atau lebih cepat daripada diri kita di hari kemarin, atau bisa juga berjibaku dengan diri sendiri saat sedang berlari apakah memilih untuk lanjut berlari, jalan cepat, atau berhenti untuk istirahat. Sebuah kompetisi dengan diri sendiri yang tidak akan Anda lewatkan.


Semakin Anda menekuninya, semakin jelas tujuan Anda

Ini adalah sebuah keniscayaan. Paling tidak, ketika Anda tekun berlari, cepat atau lambat tujuan Anda akan tercapai. Bukan hanya tujuan nyata yang mungkin dalam bentuk sebuah tempat, namun bisa juga tujuan lain Anda. Mungkin ada yang bertujuan untuk menjadi sehat, mengurangi berat badan, menjadi atlet. Tentu saja tidak semua akan menjadi pelari profesional, untuk itu, sangat disarankan untuk memperbanyak tujuan Anda dalam berlari. Seorang penulis seperti Murakami sendiri mampu menganalogikan berlari jarak jauh seperti kegiatan menulis yang sebenarnya tidak begitu jauh berbeda dengan kegiatan berlari. Sama-sama butuh energi yang selalu terbarukan dan konsistensi.


Berlari mengajarkan Anda untuk melihat dan/atau menemukan role model Anda

Dalam bukunya ini, beberapa kali Murakami menyinggung tentang atlit lari yang menjadi idolanya, termasuk salah satu yang menjadi pelari jarak jauh Jepang untuk Olimpiade. Adanya seorang role model di sini bukan berarti Anda harus menjadi satu level dengan mereka, tapi untuk menjaga semangat Anda agar tidak menurun atau menjadi terlalu bersemangat. Dari awal Murakami menyiratkan lagi dalam buku ini, bahwa dia adalah orang biasa, hanya pelari biasa, namun tetap dengan percaya diri mengidolakan seorang pelari Olimpiade yang selalu dia contoh dalam berlari. Sebuah trik yang cerdik untuk menjaga semangat berlari.


Pengalaman berlari akan menjadi pengalaman berbeda pada setiap orang

Murakami mengganggap berlari adalah olahraga yang sesuai dengan kepribadiannya yang cenderung tidak suka menonjolkan diri, menghindari berkompetisi dengan orang lain, dan bersifat lebih eksploratif ke dalam dirinya. Tapi tentu saja hal ini tidak akan menjadi pengalaman yang sama untuk setiap orang yang berlari. Bagi saya pribadi, berlari menjadi kesempatan saya untuk berpikir, mencari inspirasi. Mungkin terdengar klise, tapi sudah beberapa kali saya seperti menemukan pemikiran atau inspirasi baru saat nafas terengah-engah berlari saat menjaga pace lari.


Pada akhirnya buku ini memang tidak mengajak kita untuk berlari, menjadi pelari, atau terus berlari. Tapi bagi saya, pesan yang sampai ke saya adalah bagaimana kita ditantang untuk mencoba hal yang baru. Kebetulan saja yang dibahas adalah tentang berlari. Secara sederhana seharusnya terhadap hal-hal baru lain yang ingin kita coba dapat kita aplikasikan pandangan-pandangan Murakami tentang berlari ini. ***