Jumat, 31 Maret 2017

Film "Prisoners"

Sudah lama sekali tidak menulis tentang film. Sebagai alasan klasik katakanlah memang saya ini "kurang waktu" untuk mengikuti perkembangan film-film bagus untuk ditonton. Film ini salah satunya, Prisoners (tahun 2013).
Yups, udah telat banget plus mungkin basi.
Tapi ijinkan saya menyampaikan betapa terkesannya saya dengan film ini. Terima kasih yang terdalam selain kepada Tuhan Yang Maha Esa tentunya kepada penulisnya Aaron Guzikowski dan sutradara  Denis Villeneuve (sengaja hurufnya ditebalkan) betapa mereka sudah berhasil membuat saya terus tenggelam dalam rasa penasaran di sepanjang plot film ini.

Inti cerita memang berkutat tentang penculikan terhadap dua anak perempuan serta konflik-konflik dan usaha untuk menemukan kembali anak-anak yang telah diculik itu. Durasinya yang tidak sebentar (sekitar 2,5 jam) ternyata tidak membuat saya mengantuk. Pengalaman yang hampir sama setara menonton Batman : The Dark Knight yang melegenda itu. (Oh no Ben Affleck).
Saya sudah menonton Enemy, yang juga dibintangi Si Jake "Darco" Gyllenhaal dan disutradari oleh Om Denis juga, cuma mungkin karena level pemahaman saya yang masi nubitol alhasil malah lebih bingung habis nonton film ajaib itu.
Bagi saya pribadi, di film ini Hugh Jackman telah berhasil membuat saya lupa bahwa dia akan mengeluarkan cakar adamantiumnya di saat sedang kesal. Aktingnya di film ini membuat  saya sadar, bahwa orang baik pun bisa melakukan hal yang terburuk kalau mereka sudah frustasi.
Penilaian saya memang tidak objektif, mengingat genre film-film tegang dengan akhir yang tidak terduga sepertinya sudah cocok dengan selera saya. Film ini juga makin "berisi" dengan karakter Detektif Loki yang diperankan oleh Jake Gyllenhaal, dengan aksinya di sepanjang film, jadi terasa ikut menghayati bagaimana rasanya menjadi seorang detektif polisi yang ternyata harus berhadapan juga dengan tekanan dari pihak keluarga korban dan atasan dalam menyelesaikan sebuah kasus.
Dari awal film sudah dikondisikan agar kita sebagai penontonnya ikut menduga-duga tentang siapa dan bagaimana cara pelaku penculikan melancarkan aksinya terhadap dua anak perempuan (Joy anak dari Franklin (Terrence Howard) dan Anna anak dari Koller (Hugh Jackman)). Setelah menonton film ini, saya menjadi agak ngeri juga kalau melihat mobil RV walaupun sangat kecil kemungkinannya untuk menemukannya di Bali.
Sepertinya memang disengaja, pada akhirnya akan diketahui siapa pelaku penculikan namun tidak ditunjukkan seperti apa proses dan bagaimana caranya menculik agar rasa penasaran kita tetap menghantui plus sudah disiapkan akhir film yang membuat saya geregetan. Well, sekedar tambahan, film ini akan merasuk apabila anda yang menontonnya adalah seorang bapak yang juga memiliki anak perempuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar