Rabu, 25 November 2015

Susahnya Cari Air Galon Itu ...

Saya tidak tahu mencari galon merek terkenal itu akan sesulit ini. Entah apa penyebabnya, tiba-tiba galon merek yang terkenal itu bagai hilang ditelan bumi. Malam ini, saya sudah berkeliling menyambangi tiap toko, warung, dan lapak dan semuanya memberi jawaban yang sama.

"Habis..."

Saya curiga ini sebuah konspirasi (what?)

Jadi ingat sedikit di pelajaran ekonomi (sedikit banget lho ya) kalau tidak salah tentang masalah kelangkaan, dimana permasalahan yang terjadi adalah kelangkaan sumber daya dan banyaknya yang menggunakan sumber daya. (Eh bener gak ya?)

Sampai dengan saat ini saya belum menemukan ataupun mendengar informasi tentang konspirasi ini (lagi-lagi konspirasi). Tapi yang namanya manusia yang punya akal dan pikiran pasti memiliki asumsi atas suatu kejadian dalam hidupnya. Berikut asumsi-asumsi saya tentang kelangkaan air galon merek terkenal ini.



Asumsi 1 :
Asumsi ini sebenarnya bukan hal yang saya harapkan terjadi. Dan saya harap tidak akan terjadi, yaitu makin menipisnya jumlah debit air dari sumber air mineral yang dikemas ini. Wah kalau bener asumsi ini yang terjadi berarti cerita-cerita tentang "bagaimana suatu hari nanti air bersih akan menjadi komoditas yang diperebutkan antar negara-negara di Bumi ini" bisa saja terjadi. Merinding juga membayangkan kalau sumber-sumber air bersih mulai berkurang yang menyebabkan nantinya kita kesulitan memperoleh air yang layak untuk dikonsumsi.

Asumsi 2 :
Karena saking lakunya, perusahaan air mineral kemasan merek terkenal ini kehabisan persediaan untuk dijual.
Wah kalau asumsi ini menurut saya kecil kemungkinan terjadi mengingat perusahaan yang memproduksi merek terkenal ini bukanlah "perusahaan kemarin sore". Tentunya perhitungan jumlah produksi, jumlah persediaan, maupun jumlah distribusi telah mereka perhitungkan dengan sangat cermat. Masa iya, perusahaan sebesar itu sampai salah memperhitungkan "safe stock"nya.

Asumsi 3 :
Mungkin memang strategi pasarnya si perusahaan. 
Mungkin saja mereka ingin mengukur "seberapa besar kegalauan yang ditimbulkan" diantara para pelanggannya bila produknya tiba-tiba menjadi langka. Atau mungkinkah ini semacam uji kesetiaan buat para pelanggannya?
Kalau menurut saya pribadi, strategi ini sangat beresiko. Mengingat manusia tidak bisa hidup tanpa air, jadi sebesar apapun kesetiaan pelanggan pada merek tertentu, ketika mereka sudah kehausan dan membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya, mau tak mau merek apa pun nantinya yang bisa menghilangkan dahaga selama merek terkenal ini langka ya mereka oke-oke saja.
Walhasil kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, si pelanggan yang sudah setia jadi membelot ke merek lain karena mereka jadi ingat dulu ketika si merek terkenal langka, produk lain inilah yang berjasa menyambung hidup mereka dengan menghindarkan dari haus yang mendera.

Asumsi 4 :
Adanya sabotase dari perusahaan pesaing terhadap produksi merek terkenal ini, misalnya dengan mengirim agen-agen semacam Ethan Hunt atau kali aja Jason Bourne sebagai usaha untuk "menyeimbangkan pasar". Sebagaimana kita tahu, merek terkenal ini sudah menjadi trademark dalam dunia air mineral kemasan di Indonesia, jadi ini semacam "Plan B" perusahaan pesaing untuk mengambil kesempatan merebut pelanggan merek terkenal itu saat sedang didera kelangkaan.

Kira-kira itulah beberapa asumsi yang terlintas dalam benak saya tentang kelangkaan galon air mineral kemasan yang sedang melanda di sekitaran lingkungan rumah saya ini. Tentunya asumsi-asumsi di atas hanya sekedar asumsi saja, ditulis dalam keadaan santai bukan untuk memperkeruh suasana. Namun hanya untuk mengisi waktu luang saya yang lagi bingung mau menulis apa.


Sekian.
cepatlah engkau kembali, wahai galon air mineral kemasan merek terkenal, aku merindukanmu masuk ke dalam diriku lagi. (ttd. water dispenser di rumah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar