Pernah gak kalian beli semacam roti-rotian di beberapa
waralaba mini mart yang sedang menggejolak di republic ini? Roti-roti yang
katanya tidak memakai bahan pengawet hingga masa kadaluwarsanya menjadi hanya
hitungan hari, misal ditempatkan di rak jualnya tanggal 1 gitu tau-tau tanggal
7 sudah kadaluwarsa. Kayanya pada pernah kan beli roti-roti semacam itu?
Bukan bermaksud skeptis atau berprasangka, tapi
kadang-kadang dalam pikiran ini muncul pertanyaan. Kalau memang roti itu tidak
memakai bahan pengawet yang mengakibatkan masa kadaluwarsanya sangat cepat
kira-kira perusahaan rotinya berani gak ya produksi rotinya banyak-banyak? Lha
terus kalau akhirnya tidak laku sampai dengan masa kadaluwarsanya telah
terlewati trus roti-roti itu kira-kira diapain ya? Langsung dimusnahkankah?
Atau diolah kembali? J
Kalau untuk jumlah produksi mungkin perusahaan rotinya sudah
melakukan riset sehingga sudah menemukan formula yang pas agar tidak terjadi
penumpukan persediaan sehingga semua hasil produksi bisa dihasilkan. Namun
kalau untuk produk yang tidak terjual setelah lewat masa kadaluwarsanya masih
menyimpan misteri tuh. Bagaimana sebenarnya perlakuan perusahaan terhadap
roti-roti yang tidak laku tersebut. Kalau memang dimusnahkan seperti apa ya
pemusnahannya? Apa iya itu hasil produksi langsung dimusnahkan begitu saja? Apa
ada kemungkinan roti yang sudah jadi namun tidak laku itu diolah kembali untuk
membuat roti yang baru? Eh, itu mungkin gak sih? Maksudku, “roti daur ulang”
gitu??
pemikiran yg amazing bro..
BalasHapuslebih amazing lagi kawan satu yg namanya Zony ini yang baru pindah ke Bali bro.. hahahahaha
BalasHapus