Senin, 10 Oktober 2011

Dahsyatnya Tambora

sumber gambar
Mungkin terdengar 'klise', tapi ini kenyataan, Indonesia adalah negara yang sangat kaya. Kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah ruah, salah satu paru-paru dunia setelah Brazil, budaya yang beraneka ragam, bahasa dan suku-suku adat yang sangat heterogen. Yang baru saya perhatikan ternyata Indonesia juga merupakan surga gunung api dunia. Hari ini saya iseng-iseng membaca infografis salah satu harian terkemuka di Indonesia, isinya tentang salah satu gunung berapi yang ada di  Indonesia, yaitu Gunung Tambora di Sumbawa. Letak gunung Tambora di dua kabupaten yakni Kabupaten Bima dan Dompu (jadi inget teman saya yang berasal dari sini). Tercengang banget saya baca cerita di infografis itu, ternyata letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 merupakan letusan gunung api yang paling dahsyat yang pernah tercatat sejarah manusia modern. Dahsyat yang dimaksud di sini adalah diukur dengan memperhitungkan lontaran materi vulkanik ke arah atmosfer Bumi dimana lontaran materi vulkanis milik tambora mencapai 100 meter kubik, waduh gak bisa bayangin dah bagaimana situasi saat itu. Letusan Krakatau pada tahun 1883 berada di peringkat kedua sebagai letusan gunung berapi terdashyat yang pernah tercatat (Letusan Tambora 1815 = 4x Letusan Krakatau 1883). Bayangin aja, pengaruh letusan Tambora menyebabkan tahun tanpa musim panas di Eropa...what? Eropa?? yupz bener Eropa. Kebayang dah orang-orang di Eropa sono pada bingung kok pas tahun 1815 musim panasnya gak muncul. Bisa dibilang letusan gunung Tambora membawa perubahan terhadap iklim global, temperatur normal dunia berkurang 0,4-0,7 derajat celcius, panen di banyak negara belahan utara mengalami kegagalan yang berujung pada bencana kelaparan sampai musim dingin yang menjadi lebih dingin di sana. Letusan gunung Tambora konon terdengar sampai di pulau Sumatra.(Bayangin tuh, gunungnya di Sumbawa, letusannya kedengeran sampe Sumatra yang kira-kira lebih dari 2.000 km jauhnya). Gile!!! Dashyat!!
Tambora Tampak Atas - sumber gambar

Namun gunung api tetaplah gunung api, aktivitasnya menimbulkan banyak sekali korban jiwa, diperkirakan 71.000 korban jiwa akibat letusan Tambora dengan 10.000 korban jiwa akibat letusan langsungnya. Korban sebanyak itu menggambarkan betapa luas dampak letusan gunung Tambora tidak hanya pada tahun terjadinya letusan, namun merembet mengakibatkan bencana kelaparan dan penyakit setelahnya. Sebelum letusan terjadi, tinggi dari gunung Tambora dalah 4.800 dml, namun setelah letusan hampir setengahnya berkurang menjadi 2.800 dml dan menghasilkan kaldera dengan diameter 8 km.
Sampai tulisan ini diketik, saya masih terkagum-kagum sekaligus merinding membaca tentang gunung Tambora ini, Tuhan tidak hanya menganugrahkan kekayaan di atas tanah untuk bangsa Indonesia, namun sampe di dalam tanah pun kekayaan Indonesia sangat berlimpah. Saya selalu membayangkan jaringan 'dapur magma' yang jauh berada dalam perut bumi di wilayah Indonesia mengingat negara kita berada seolah-olah berada dalam lingkaran gunung berapi dalam balutan lempeng benua Eurasia yang berpotongan langsung dengan lempeng Indo-Australia di sebelah selatan wilayah kepulauan Indonesia.
Well, mungkin informasi yang saya sarikan di dalam tulisan ini belum lengkap, untuk informasi yang lebih lengkap dapat dibaca di :
tinggal diklik aja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar