Rabu, 25 November 2015

Susahnya Cari Air Galon Itu ...

Saya tidak tahu mencari galon merek terkenal itu akan sesulit ini. Entah apa penyebabnya, tiba-tiba galon merek yang terkenal itu bagai hilang ditelan bumi. Malam ini, saya sudah berkeliling menyambangi tiap toko, warung, dan lapak dan semuanya memberi jawaban yang sama.

"Habis..."

Saya curiga ini sebuah konspirasi (what?)

Jadi ingat sedikit di pelajaran ekonomi (sedikit banget lho ya) kalau tidak salah tentang masalah kelangkaan, dimana permasalahan yang terjadi adalah kelangkaan sumber daya dan banyaknya yang menggunakan sumber daya. (Eh bener gak ya?)

Sampai dengan saat ini saya belum menemukan ataupun mendengar informasi tentang konspirasi ini (lagi-lagi konspirasi). Tapi yang namanya manusia yang punya akal dan pikiran pasti memiliki asumsi atas suatu kejadian dalam hidupnya. Berikut asumsi-asumsi saya tentang kelangkaan air galon merek terkenal ini.

Senin, 23 November 2015

TV Sekarang ....




Mengikuti perkembangan berita pada era informasi terbuka seperti saat ini ternyata cukup memusingkan. Pusingnya bukan karena kekurangan berita maupun sumber berita, tapi justru karena derasnya arus informasi dan banyaknya sumber berita yang ada. Tentunya tidak semua informasi yang beredar adalah benar, pun tidak semuanya salah. Yang lebih parah ukuran berita sekarang adalah bukan benar dan salah lagi, saking luasnya sumber informasi para pencari berita terkadang hanya mencari berita yang memang ingin mereka dengar. Apalagi bila sudah berbicara politik di dalamnya. Politik adalah kepentingan, kepentingan akan selalu menjadi prioritas orang yang memiliki kepentingan dimaksud. Saat ini orang yang berkepentingan pun memiliki dan mengelola sumber daya pengolah dan penyebar informasi yang tidak kecil. Bayangkan saja itu, pihak-pihak yang berkepentingan hanya menyebarkan informasi yang sekiranya mendukung kepentingan mereka.

Kepentingan di sini bisa jadi merupakan kepentingan berupa keuntungan (uang) maupun kekuasaan. Kalau sudah berbicara uang (money) dan kekuasaaan (power) segala sesuatu bisa saja terjadi atau malah segala sesuatu bisa saja tidak terjadi. Informasi yang salah bila terus disebarluaskan akan seolah menjadi kebenaran juga, sungguh menyeramkan. Opini bisa membalikkan fakta, fakta terlihat sebagai sebuah karangan belaka. Bahkan tidak jarang kebenaran yang tidak ditampilkan seutuhnya menjadi sebuah kebohongan atau fitnah yang sangat kejam.

***
Pak Jarot hanya geleng-geleng kepala saja menyaksikan acara di sebuah stasiun TV swasta. Dia sebenarnya hanya ingin menjadi penonton yang netral saja, tidak memihak salah satu pihak yang sepertinya memiliki kebenarannya masing-masing. Tapi terus terang saja, Pak Jarot tidak merasa bisa menjadi pihak yang netral. Dia bukanlah orang yang plin plan. Pak Jarot itu jujur, tapi sudah berkali-kali dia bertanya pada hati kecilnya, ini sebenarnya yang mana yang fakta dari pembicaraan di acara talk show itu, hati kecil pak Jarot juga bingung. Entah, padahal katanya kalau bingung melihat sebuah persoalan tanyalah pada hati kecilmu.

Pak Jarot kini hanya bisa menduga-duga, awalnya menurut pak Jarot pihak A yang benar, tampilannya meyakinkan, data dan faktanya terlihat sangat valid, tapi begitu pihak B yang berbicara mereka tidak kalah meyakinkannya.
“Duh bingung”, gumam pak Jarot.
Saking bingungnya, pak Jarot merasa kepala dan matanya panas. Kepala panas karena dari tadi mencoba mencerna data dan fakta entah itu opini atau rekaan belaka yang dipaparkan masing-masing pihak namun tidak jelas juga juntrungannya, mata pak Jarot panas melihat nara sumber yang sebetulnya (maaf) kurang enak dipandang tapi gayanya seolah paling ganteng se-Indonesia.

Cepat-cepat diambilnya remote TV untuk ganti channel saja. Sungguh tak disangka, kepala dan mata pak Jarot tambah panas melihat serial-serial yang berjudul nama-nama binatang itu.

Dengan berat hati pak Djarot memilih mencoba tidur saja walaupun kepala dan matanya masih panas.

***