Jumat, 29 Agustus 2014

Terguling oleh MK Don

Sudah lewat beberapa hari, hati ini masih tidak sanggup untuk sekedar melihat cuplikannya. Ketika klub “sehebat” Manchester United “dihancurkan” oleh tim entah divisi berapa Liga Inggris dengan skor yang “wow” 4-0. Klub yang pelafalannya diplesetkan saperti nama obat sakit kepala (iya Oskadon.. pancen oye..) telah memberi pelajaran kepada pemegang 20 gelar Premier League betapa hidup bagaikan sebuah roda yang bahkan bisa bergulir dengan cepatnya secepat Marsha memakan buah apel dalam kelas si Beruang.
Kata karib semenjak kecil ketika saya mengkonfirmasi kekalahan MU via BBM : “Welcome party buat Di Maria bro…”
Kami memang sama-sama penggemar MU aliran “Pangeran Siahaan”, tulisan-tulisan Beliau sedikit banyak telah beberapa kali menguatkan hati kami ketika selalu dibuat tersenyum pahit membaca pemikirannya tentang MU. Jaman-jaman kami memuja-muji skuad MU langsung ikut-ikutan terganti dengan gaya satirnya Pange. Tak jarang di waktu senggang kami mendiskusikan tulisan-tulisannya tentang MU.
Sementara ketika berjumpa kembali dengan sahabat lama, Wisnu, eh dia malah langsung ngajak main domikado yang liriknya sudah digubah, “Don MK Don MK Don MK, MK Don MK Don Bea Beo…” Ketawa sih ketawa, sambil dalam hati pasang jampi-jampi dikit biar Arsenal jadi beli Welbeck…hehehehe.
Kata orang bijak, kita harus bisa mengambil segala sesuatu yang positif bahkan dari kejadian yang paling negatif sekalipun. Maka sebagai fans yang baik, saya mencoba mengumpulkan beberapa opsi yang mungkin merupakan hikmah dari “pembantaian” ini.
“Ya mungkin saja pemain MU masih belum bisa mengaplikasikan taktik baru ala Van Haal”
“Ya mungkin saja ini taktik Van Haal buat menyadarkan petinggi-petinggi United betapa sedang tidak baiknya United saat ini. Kalau udah tau gak baiknya, kali-kali aja pemain-pemain yang menjadi buruan Van Haal langsung dikirimi proposal semua.”
“Atau mungkin saja memang ini akan menjadi semacam “pertandingan mawas diri” buat para pemain yang sepertinya standarnya sudah menurun (o come on Evans!!!!) sehingga  akhirnya membulatkan tekad dan mencurahkan segala kemampuannya untuk menjadi lebih baik lagi, dst….”
Dan masih banyak “mungkin-mungkin” yang lain dalam benak ini…. Cieeee

#GGMUachh

Kamis, 28 Agustus 2014

Roti Kadaluwarsa

Pernah gak kalian beli semacam roti-rotian di beberapa waralaba mini mart yang sedang menggejolak di republic ini? Roti-roti yang katanya tidak memakai bahan pengawet hingga masa kadaluwarsanya menjadi hanya hitungan hari, misal ditempatkan di rak jualnya tanggal 1 gitu tau-tau tanggal 7 sudah kadaluwarsa. Kayanya pada pernah kan beli roti-roti semacam itu?
Bukan bermaksud skeptis atau berprasangka, tapi kadang-kadang dalam pikiran ini muncul pertanyaan. Kalau memang roti itu tidak memakai bahan pengawet yang mengakibatkan masa kadaluwarsanya sangat cepat kira-kira perusahaan rotinya berani gak ya produksi rotinya banyak-banyak? Lha terus kalau akhirnya tidak laku sampai dengan masa kadaluwarsanya telah terlewati trus roti-roti itu kira-kira diapain ya? Langsung dimusnahkankah? Atau diolah kembali? J

Kalau untuk jumlah produksi mungkin perusahaan rotinya sudah melakukan riset sehingga sudah menemukan formula yang pas agar tidak terjadi penumpukan persediaan sehingga semua hasil produksi bisa dihasilkan. Namun kalau untuk produk yang tidak terjual setelah lewat masa kadaluwarsanya masih menyimpan misteri tuh. Bagaimana sebenarnya perlakuan perusahaan terhadap roti-roti yang tidak laku tersebut. Kalau memang dimusnahkan seperti apa ya pemusnahannya? Apa iya itu hasil produksi langsung dimusnahkan begitu saja? Apa ada kemungkinan roti yang sudah jadi namun tidak laku itu diolah kembali untuk membuat roti yang baru? Eh, itu mungkin gak sih? Maksudku, “roti daur ulang” gitu??