Minggu, 28 November 2021

Bunga Pukul Empat


Bunga pukul empat, yang selalu mekar di sore hari tepat pukul 4. Tiada pernah terlambat atau mendahului pukul 4. Mahkotanya berwarna merah pucat, daunnya hijau enggan antara cerah dan suram, akarnya seolah berjinjit di dalam tanah. 

Si bunga pukul empat, kuncup kembali setelah pukul empat. Tertunduk seolah layu tapi batangnya tetap tegak, untuk menunggu pukul empat sore di esok hari. 

Sore itu saat pukul 4, aku tertegun memandang mekarnya si bunga pukul empat, mahkotanya tampak merekah, daunnya menghijau ranum layaknya daun bunga mawar yang tidak berduri. Batangnya yang tampak ringkih namun melentur mengikuti angin sore dari arah barat daya. Ingin rasanya kupetik setangkai bunga pukul empat, namun aku takut tidak akan ada lagi yang mengingatkanku pukul empat untuk hari esok dan seterusnya. 



-Megamendung, Nopember 2021-

Minggu, 21 November 2021

Gerimis Malam



Malam itu tiga orang pria berjalan bersama menyusuri jalan setapak yang gelap ditemani gerimis yang enggan mereda. Pria pertama tampak marah tanpa henti bersungut-sungut mengutuki hujan gerimis yang membasahi sekujur tubuhnya. Pria kedua terlihat sedih karena teringat akan istrinya yang meninggalkannya dengan pria lain. Pria ketiga hanya tersenyum, merayakan perjalanannya saat malam gerimis dengan ditemani dua sahabat terbaiknya. 


Rabu, 08 September 2021

Produk Dinosaurus

Di sebuah artikel media massa online, seorang presiden direktur salah satu bank terkemuka di Indonesia menyampaikan bahwa masih banyak nasabahnya yang belum fasih menggunakan layanan digital terbaru, yang disebutnya sebagai produk dinosaurus. Produk yang dimaksud ini adalah sms banking dan phone banking yang ternyata masih dipakai dengan jumlah pemakai yang cukup besar, yakni di angka ratusan ribu sampai jutaan. (Disarikan dari detik.com)

Pak Jono manggut-manggut sambil terus mencoba memahami isi artikel yang baru dibacanya itu. Kalau dipikir lagi, kita masing-masing punya "produk dinosaurus" yang sepertinya tidak akan pernah kita lepaskan karena sudah terlanjur nyaman menggunakannya. Pak Jono teringat dengan hp nada dering polikliniknya, celana panjang semi cut bray, satu TV tabung di ruang tamunya yang tetap setia menyala hanya agar Pak Jono tidak merasa kesepian saja di malam hari saat scrolling dengan iPhone 12-nya. 

Sambil tertawa namun di dalam hati, Pak Jono teringat satu lagi produk dinosaurus yang saat ini sedang menunggunya dengan kesal di dalam kamar karena hari ini dia lupa nge-like postingan foto terbarunya di instagram. Bu Jono. ***


Jumat, 27 Agustus 2021

Seekor Ayam dan Pemiliknya


Seekor ayam jago terkurung dalam kandang pemiliknya, seorang majikan yang telaten dan penuh perhatian merawatnya. Si pemilik merasa ayam jagonya ini merasa bahagia dan sehat dalam perawatannya selama ini.

Suatu malam ayam jagonya datang dalam mimpi pemiliknya. Dia berkata, "Sudahlah aku tidak lebih bahagia daripada ayam petarung yang bertaruh untuk hidupnya demi kesenangan para manusia."

Keesokan harinya, si pemilik menjual si ayam jago kepada seorang penjudi yang juga hobi sabung ayam. 

***

Kamis, 29 Juli 2021

LINGKARAN YANG MAKIN MENGECIL



Pesan atau pesan grup yang masuk ke WA saya saat ini boleh dibilang terbagi dalam 3 (tiga) kluster utama, yaitu : pekerjaan, keluarga, dan lain-lain. Lain-lain yang saya maksud di sini di dalamnya termasuk berbagai pesan broadcast yang masuk, iklan atau promo, ucapan selamat hari raya, ucapan selamat hari ulang tahun, ucapan dukacita, dll. Satu hal yang membuat saya menjadi risau adalah bertambah besarnya bagian dari kluster lain-lain yaitu : ucapan duka cita dalam lalu lintas pesan WA saya. Dahulu saya sempat merasa terganggu dengan ucapan selamat ulang tahun yang banyak beredar dalam grup WA di gawai saya, tapi belakangan ini kehadiran ucapan duka cita, permintaan bantuan donor, broadcast tentang oksigen ataupun alat bantu kesehatan yang jumlahnya makin meningkat. Ini menjadi salah satu pertanda bahwa lingkaran yang makin mengecil.
Apa maksud lingkaran di sini? Yang saya maksud dengan lingkaran di sini adalah semacam lingkup imajiner yang menggambarkan orang-orang yang berada dekat dengan kita. Dahulu berita tentang orang-orang yang terdeteksi positif covid-19 terasa jauh sekali karena hanya saya monitor melalui berita-berita melalui media online, tapi sekarang kabar kondisi teman-teman maupun kerabat yang terkonfirmasi positif seperti sudah mengalir lancar begitu saja melalui kontak-kontak WA. Lingkaran yang makin mengecil menggambarkan bagaimana kondisi pandemi covid-19 yang kita hadapi saat ini semakin dekat dengan kita. 
Di salah satu keluarga yang masih terhitung masih sepupu saya bahkan telah menyebabkan dua anggota keluarga kami harus pergi mendahului. Bahkan dalam kondisi sedang tinggi-tingginya angka terkonfimasi postifi per hari saat ini, saya yang harus kehilangan sepupu dan paman saya masih mengalami kasus positif kembali di rumah yang sama. 
Saya bukan mau sok mengajari atau mencoba menjadi sosok yang vokal tentang masalah pandemi yang kita hadapi saat ini. Cuma memang setelah saya pikirkan lebih jauh lagi dengan melihat perkembangan kondisi memang seharusnya kita berusaha untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. Saya bisa memahami bahwa itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi di masa PPKM darurat yang dampaknya mungkin sangat terasa di pulau Jawa dan Bali (sebenarnya di seluruh pulau di Indonesia sepemikiran saya) ada kegiatan dan kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi hanya dengan berdiam diri di rumah sesuai anjuran pemerintah. Memang sebuah pilihan yang berat dan mungkin sangat berat bagi sebagian besar orang di Indonesia yang kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghidupannya karena mengikuti pembatasan pergerakan ini.
Akhirnya, walaupun kita juga belum tahu, kapan kondisi pandemi ini bisa dikendalikan,saya hanya bisa mendoakan, tetap menjaga protokol kesehatan paling tidak untuk diri sendiri dan keluarga terdekat. Langkah yang harus kita ambil bersama ini memang berat. 
*Tiba-tiba saya merindukan semua broadcast ucapan selamat ulang tahun dan suka cita masuk ke WA saya.