Senin, 28 September 2015

MU 3 - Sunderland 0

Sumber foto : www.sidomi.com

Gameweek ke-7, Barclays Premier League (BPL), Manchester United (MU) menjamu  Sunderland, tim yang berada di papan bawah klasemen BPL. Tim sekelas MU yang baru saja belanja pemain dengan harga yang fantastis (martial)  tentunya memiliki tuntutan pribadi untuk merebut 3 point weekend kali ini. Seharusnya memang motivasi para pemain MU menjadi lebih berlipat apalagi setelah tetangganya yang berisik dipaksa menelan kekalahan dengan skor telak 4-1 ketika dijamu Totenham Hotspur di White Hart Lane sejenak sebelum kick off di Old Trafford.
Pada babak pertama pertandingan, MU memang mengusai penguasaan bola, namun sepertinya masih belum maksimal dalam penyelesaian akhir. Inisiatif untuk melancarkan tembakan jarak jauh dari lini kedua hanya diambil alih oleh Juan Mata namun belum membuahkan hasil. Lini belakang Sunderland terlihat cukup padu untuk menahan gempuran serangan yang dibangun oleh MU yang dimotori oleh Martial, Rooney, dan Depay. Ketika menit permainan mendekati akhir babak pertama (45’+), sebuah umpan ajaib dari Daley Blind tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh bek Sunderland karena memang umpan itu spesial untuk Mata yang sudah berdiri bebas dengan cantik memberikan assist kepada Depay yang tampaknya sudah mulai galau belum juga mencetak gol di ajang BPL. Umpan dari Blind yang membuahkan gol itu kalau dilihat dari atas persis membentuk segitiga yang sampai membuat @pangeransiahaan berkicau dari twitternya :
What a ball from Daley Blind to Juan Mata. Pythagoras would've been proud”
Visi Mata juga sangat berperan di sini dengan menyodorkan umpan manis kepada Depay yang memang berada pada posisi yang lebih menguntungkan walaupun sempat berusaha dihalangi oleh bek Sunderland. Gol ini merupakan gol yang paling penting dalam pertandingan malam itu, setidaknya membuat para pemain MU menjadi lebih bersemangat daripada saat menit-menit sebelumnya dimana peluang-peluang yang dihasilkan belum mampu dimanfaatkan dengan maksimal.
***
Setelah babak kedua dimulai, tepatnya pada menit ke 46', Martial melakukan penetrasi pada sisi kanan pertahanan Sunderland yang berhasil mengecoh baris pertahanan Sunderland. Dengan kecepatannya, Martial menyodorkan umpan kepada Rooney yang sebenarnya sudah terkawal dengan cukup ketat, namun arah bola yang cukup deras tepat mengarah ke lutut Rooney yang membelokkan arah bola ke arah gawang Pantilimon. Terciptalah gol kedua, setelah sekian lama Rooney berpuasa sampai menimbulkan suara-suara sumbang tentang kinerja Rooney sebagai gol getter di lini depan MU. Dalam pertandingan ini pula akhirnya Phil Jones kembali memperkuat barisan pertahanan MU setelah dalam waktu yang cukup lama didera cedera pada menit ke 74’ menggantikan Daley Blind.
Tak lama setelah Jones turun, Depay juga ditarik keluar digantikan oleh Ashley Young. Entah apa karena sebelumnya Depay gagal memanfaatkan sebuah terobosan manis dari Martial untuk menjadi gol atau karena memang alasan taktik, masuknya Young ternyata menjadi andil untuk gol ketiga MU pada menit-menit akhir menjelang pertandingan berakhir. Sebuah umpan yang dilepaskannya dari sisi kanan pertahanan Sunderland setelah sedikit menunjukkan aksi dribble (yang biasanya gagal melewati lawan...) berhasil dikonversi menjadi gol oleh Mata yang menembakkan bola hasil umpan itu ke arah atas, lepas dari jangkauan Pantilimon.
Credit juga harus diberikan kepada Darmian, karena setelah cedera yang diderita oleh Luke Shaw ditambah Rojo yang belum fitvotomatis pilihan untuk full back kiri menjadi terbatas namun Darmian membuktikan hari itu bahwa dia bisa bermain dengan baik ketika harus beroperasi di sisi kanan maupun di sisi kiri. Peran Blind sebagai palang pintu di belakang bersama Smalling juga cukup ampuh mematahkan serangan Sunderland walaupun bukan posisi naturalnya sebagai bek tengah.
Keberhasilan Rooney kembali mencetak gol di ajang BPL juga harus diapresiasi dan juga diwaspadai, karena ternyata Rooney tidak sendirian buka puasa. Tidak tanggung-tanggung Sturidge mencetak 2 gol dan Alexis Sanchez hari itu menjadi pemain pertama yang mencetak hattrick di BPL musim ini.
Waspadalah... waspadahal....
P.S. Waspadai pula momen kebangkitan Chelsea yang berhasil menahan imbang Newcastle di St. James Park setelah sebelumnya terlebih dahulu kebobolan 2 gol.

Kamis, 24 September 2015

Robert Iago Martial

sumber foto : www.fm-base.co.uk ; http://italicroots.lefora.com/topic/626#.VgSb_9Ltmko

ROBERT IAGO MARTIAL
Jerman
Saat itu tim sekelas Bayern Muenchen ketinggalan lebih dulu oleh gol Daniel Caligiuri pada menit 26’ memanfaatkan bintang muda Jerman yang kabarnya pernah diincar Arsenal, Julian Draxler. Pertandingan kandang Munchen yang menjamu runner up Bundesliga musim lalu, tim yang diperkuat oleh “The Lord Himself” Wolfsburg sepertinya tidak berlangsung baik bagi Munchen di babak pertama. Penguasaan bola Munchen masih mendominasi sepanjang pertandingan, namun keunggulan tetap menjadi milik tim tamu sampai dengan turun minum. Entah apa memang sudah direncanakan oleh Mr. Pep atau mendapat bisikan saat istirahat, pada menit ke 46’ Thiago Alcantara ditarik keluar digantikan oleh Robert Lewandowski plus Javier Martines menggantikan pemain bertahan Juan Bernat. Mungkin niat Pep memang untuk mempertajam lini serang Munchen yang sepertinya sudah cukup sarat dengan adanya Douglas Costa, Mario Goetze dan Thomas Mueller. Tidak sampai 5 menit kemudian jala Benaglio, kiperWolfsburg bergetar oleh Robert, tidak sampai disitu saja, hanya dalam waktu berselang kurang lebih 3 menit yaitu pada menit 52’ lagi-lagi Robert menjebol awang Wolsfburg. Malam itu Robert sepertinya lagi merah (merujuk pada kondisi pemain pada game PES 2015 yang disimbolkan tanda panah itu...). Robert tahu harus berbuat apa ketika memegang bola di depan lapangan, bahkan Ole Gunnar Solkjaer tidak se-assasin ini. Tidak kurang 3 gol lagi dicetak oleh Robert plus ditambah aksi tendangan gunting pada gol kelima yang sepertinya membuat Pep orgasme tanpa disentuh. Malam yang sempurna bagi Robert. Ronaldo dan Messi pernah mencetak lima gol dalam satu pertandingan, tapi tidak dalam tempo kurang dari 10 menit tentunya, seperti yang dilakukan oleh Robert.

Spanyol
Barcelona sangat superior musim lalu, tidak diragukan lagi saat ini mereka adalah tim terbaik di seantero Eropa dengan rekor 2x treblenya. Siapa yang meragukan trisula maut eropa Messi, Suarez, dan Neymar, secara individu saja masing-masing pemain itu selalu menjadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Kali ini pada laga kelima Liga BBVA Spanyol, Barcelona bertandang ke kandang Celta Vigo, stadion Balaidos. Semua sepertinya sudah terencana bagi Barcelona saat itu sampai pada menit ke 26’ ketika crossing Hugo Mallo dari sayap kiri pertahanan Barcelona diterima dengan sempurna oleh Nolito di sayap kanan pertahanan Barca, yang entah karena coba-coba atau mungkin sudah dilatih berkali-kali bersama teman-temannya menendang bola melengkung ke arah tiang jauh gawang Ter Stegen, ternyata tidak berhasil dijangkau oleh sang Kiper, kandang Celta Vigo pun bergemuruh. Saat itu para pendukung Barca sepertinya sedang bergumam dalam hati mereka, “Oh gol barusan cuma kebetulan. Mungkin Ter Stegen lelah..”
Fakta berikut mungkin terasa tidak nyambung dengan tulisan ini, tapi Celta Vigo memiliki pemain yang “katanya” adalah salah satu pemain terburuk yang pernah dimiliki oleh salah satu kesebelasan legendaris Liga Primer Inggris, yaitu Liverpool. Iago adalah pemain jebolan akademi junior Celta Vigo yang sepertinya sedang mengejar mimpinya untuk menjadi pemain bintang dengan bergabung bersama Liverpool pada tahun 2013. Namun apa daya, jalan untuk menjadi bintang kadang-kadang tidaklah mulus, di sana dia hanya dimainkan 14 kali sebelum dipinjamkan ke klub La Liga lainnya yaitu Sevilla (di sana tampil sebanyak 16 kali). Awal 2015/2016 akhirnya Iago kembali ke rumah aslinya, sepertinya mulai saat itu dia ingin berbuat lebih untuk Celta Vigo, dia tahu dia hanya belum mendapat kesempatan yang pas saja. Menit ke 30’ tiba-tiba Pique membuat sebuah sundulan kepala yang unik yang memantulkan bola ke garis pertahanan sendiri yang langsung disambar oleh Iago yang langsung melesat sendirian ke depan dan dengan tenang menaklukkan Ter Stegen untuk menggandakan keunggulan Celta Vigo menjadi 2-0. Pada babak kedua, tepatnya pada menit 56’ para pemain Barcelona yang terlanjur sudah mengurung pertahanan Vigo tersentak oleh skema serangan balik yang lagi-lagi diselesaikan Iago dengan finishing yang baik dengan flashing kaki kiri ke pojok kanan Ter Stegen (yang mungkin masih lelah). Daya magis Barcelona masih terasa ketika tembakan kaki kanan Neymar menaklukkan kiper Celta Vigo, Alvarez pada menit 80’ memanfaatkan “umpan lambung gila” Messi. Sayang sekali gol Neymar itu kembali dibalas oleh Celta Vigo melalui Guidetti yang dengan sempurna memanfaatkan kontrol bola kurang baik Pique di depan gawang sendiri. Tidak ada lagi yang mengingat Iago Aspas sebagai pemain Liverpool (sepertinya...).

Inggris
“What a waste of Money...”
Berdasarkan data Forbes, Justin Bieber adalah selebriti di bawah 30 tahun dengan perkiraan pendapatan sebesar USD 80 juta selama satu tahun terakhir (2014) dan bila dirupiahkan dengan kurs saat itu yaitu Rp. 12.299,00/USD, uang sebanyak itu setara dengan kira-kira Rp 983 miliar (tidak usahlah kita gunakan kurs dolar yang sekarang). Untuk seukuran pemain sepak bola yang berumur 19 tahun yang lahir pada tanggal 5 Desember 1995, Anthony Martial, striker terbaru Manchester United memiliki harga yang sangat fantastis, yakni £ 36 Juta, kalau kita rupiahkan dengan kurs rupiah sekarang dengan kurs pajak yang berlaku dari tanggal 23-29 september 2015 berarti seharga Rp. 804.966.840.000,00 sehingga banyak media  yang menyatakan harga Martial ini terlalu mahal. Buang-buang uang! Harga seorang pemain bau kencur sudah melebihi perkiraan penghasilan Justin Bieber di tahun 2014 kemarin. Banyak yang pesimistis melihat harga fantastis yang disematkan pada striker eks Monaco ini, tentunya akan timbul banyak tekanan juga terhadap si pemain sendiri. Bayangkan saja hal ini menimpa diri anda, anda baru berumur 19 tahun, dibeli dengan harga 800an miliar oleh Manchester United dengan segala pemberitaan bombastisnya, kemudian Van Gaal memainkan laga debut anda sebagai pemain pengganti melawan seteru klasik klub, Liverpool. Saat itu Martial sudah menjawab tantangan itu dengan elegan melebihi umurnya yang masih remaja, menggantikan Mata pada menit 65’ dan 21 menit kemudian mengecoh salah satu bek sangar Premier League (Skrtel) dan dengan tenang menempatkan bola di sisi kanan jauh Mignolet. Sungguh elegan. Satu gol ke gawang Liverpool semakin mengetatkan pandangan media pada setiap gerak gerik Martial terutama pada pertandingan-pertandingan United Merah selanjutnya. Ketika MU ditekuk PSV Eindhoven pada laga Liga Champions Eropa beberapa pengamat yakin bahwa ketidakberdayaan Martial di pertandingan itu adalah sosok asli dari warga negara Prancis ini. Pun demikian pemain ini tetap membuat kita semakin penasaran dengan torehan 2 golnya ke gawang Southampton di Premier League plus 1 golnya untuk kemenangan MU atas Ipswich Town di Piala Liga Inggris.

Denpasar, 24 September 2015
Made tersenyum-senyum sendiri membaca berita bola di salah satu situs olah raga favoritnya. Berita tentang Robert Lewandowski, Iago Aspas, dan Martial membuatnya terperangah betapa dunia sepak bola itu sebenarnya penuh misteri dan kejutan. Made bukanlah seorang penggemar bola fanatik, pengetahuannya pun tentang bola juga tidak seperti Bung Kus yang komentator bola tersohor itu. Dia tidak pernah kenal yang namanya George Best, Gerd Mueller, Der Kaiser atau Van Basten. Baginya cukuplah untuk saat ini dia tahu Messi dan Ronaldo. Bukan Ronaldo botak itu, tetapi Ronaldo klimis yang perawakannya bagaikan terminator itu. Musim lalu pun Made masih mengidolakan Chelsea namun untuk sekarang dia masih menimbang-nimbang apakah akan mengidolakan Chelsea lagi atau tidak karena sepertinya Chelsea agak kesulitan musim ini. Toh masih ada Real Madrid yang juga dia idolakan masih menjadi pemuncak klasemen La Liga tadi malam.
Sebenarnya Made membaca berita olahraga ini sembari menunggu di sebuah rumah sakit bersalin di bilangan Denpasar. Karena berhenti di bukaan 2, sepertinya memang istrinya harus menjalani kelahiran dengan operasi caesar. Dari tadi Made kebingungan mencari-cari nama pilihan untuk calon bayinya yang diperkirakan berjenis kelamin laki-laki.
Entah kenapa semenjak membaca portal berita olah raga itu kombinasi nama Robert Iago Martial begitu terasa keren di benaknya.
***